- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Kepolisian Republik Indonesia meminta sopir angkutan umum melakukan demonstrasi sesuai aturan. Tidak membuat anarki dan merusak fasilitas.
"Jangan gunakan kekerasan sebagai alat tawar, agar aspirasi itu bisa terlaksana," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 20 November 2012.
Boy mengatakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, sudah merespon secara positif. Oleh karena itu, dia menyarakan kepada para sopir untuk kembali beraktivitas seperti biasanya. "Aspirasi itu pasti akan menjadi bahan masukan pemerintah DKI. Perkembangannya kita ikuti bersama," ujarnya.
Boy mengatakan, akibat aksi tersebut telah mengganggu aktivitas penumpang angkutan umum. Tak hanya itu, bagi pengguna jalan di sekitar Balai Kota pun akan terganggu. "Kami harap mereka tertib," katanya.
Ratusan sopir angkutan umum mogok operasi siang tadi. Mereka juga menggelar unjuk rasa di depan kantor Balaikota DKI Jakarta. Mereka menuntut Perda No.3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah dan Perda Transportasi dihapuskan.
Dalam aksinya, sopir mikrolet se-DKI Jakarta ini juga membawa angkutan mereka. Ratusan mikrolet dan bus kota itu diparkir di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan.
Akibatnya, lalu lintas dari depan Kedubes Amerika Serikat menuju Sudirman ditutup. Sedangkan untuk arah sebaliknya, yang menuju Gambir masih bisa dilalui.