Dibubarkan Warga, HKBP Filadelfia Batal Rayakan Natal

Warga Bekasi menolak keberadaan jemaat HKBP Filadelfia
Sumber :
  • VIVAnews/ Erik Hamzah, Bekasi

VIVAnews - Puluhan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia, Bekasi, batal melakukan ibadah perayaan Natal, karena dibubarkan warga. Pembubaran diwarnai dengan aksi pelemparan telur busuk. 

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

Pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB, jemaat HKBP Filadelfia bergerak menuju ke lokasi pembangunan gereja, di Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Namun, mereka dihadang ratusan warga sekitar yang berkumpul sejak pagi. Warga terkonsentrasi di sebuah areal sekitar 300 meter dari lokasi pembangunan gereja itu. 

Ratusan aparat kepolisian menghalau warga, sedangkan aparat Satpol PP menghadang jemaat HKBP. Warga dan jemaat tetap saling merangsek maju hingga nyaris berhadap-hadapan langsung. Aparat keamanan membatasi keduanya.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Terdengar dari pengeras suara yang dibawa warga, "Usir mereka, mereka bukan warga sini. Kami tidak ingin ada gereja di desa kami."

Sempat ada dialog antara perwakilan jemaat HKBP dan pihak keamanan. Namun, di tengah-tengah dialog tersebut, beberapa warga yang sudah tidak sabar kemudian melempari jemaat HKBP Filadelfia dengan telur busuk.

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

Khawatir terjadi keributan yang lebih besar, pihak kepolisian dan Satpol PP akhirnya menggiring jemaat untuk menjauhi warga. Karena peristiwa ini, puluhan jemaat HKBP Filadelfia batal melaksanakan ibadah perayaan Natal di bahu jalan depan lokasi pembangunan gereja yang disegel oleh Pemkab Bekasi itu. 

Kepala Satpol PP Kabupaten Bekasi, Agus Riswanto, mengatakan, sebenarnya pemkab sudah memfasilitasi mereka untuk beribadah di tempat yang layak, yaitu di Gedung PGRI Tambun. 

"Tapi, saya tidak tahu apa motivasi mereka, kenapa selalu menolak solusi yang ditawarkan pemerintah. Tadi, mereka mau ibadah di bahu jalan, itu kan mengganggu ketertiban," katanya.

Menurut Agus, jemaat HKBP Filadelfia itu bukan warga sekitar. "Mereka selalu berganti-ganti tiap minggu. Lawyer-lawyer mereka yang hebat saja sudah pada mundur, ini sekarang lawyer mereka baru. Mereka kan tidak tahu kronologi kenapa warga menolak," tegas Agus.

Camat Tambun Utara, Suharto, menyatakan warga Desa Jejalen Jaya yang menjadi jemaat HKBP hanya ada empat orang. "Dua dari perumahan Kintamani dan dua orang lagi dari perumahan Elok," katanya, Minggu 25 Desember 2012.

Suharto menegaskan bahwa jemaat HKBP Filadelfia yang melakukan ibadah perayaan Natal mayoritas adalah orang baru, dan berasal dari luar Desa Jejalen Jaya. "Mereka ini setiap hari Minggu berganti-ganti. Mereka kebanyakan berasal dari Desa Mangun Jaya dan sebagian lagi dari luar Tambun Utara," terangnya.

Menurut dia, jemaat HKBP yang dari Jejalen sudah paham dan tidak lagi memaksa beribadah di lokasi pembangunan gereja itu. "Pemerintah sudah menyediakan gedung PGRI Tambun lantai tiga atau Gereja HKBP Setia, yang sudah ada izinnya. Saya tidak paham mereka ini maunya apa, tidak pernah mau mengindahkan solusi kami," katanya.

Pemkab Bekasi juga siap membayar uang sewa untuk tempat baru. "Tapi, mereka malah beribadah di depan Istana Negara dan Monas. Kalau mereka butuh mobil kami juga siapkan sebagai sarana transportasi menuju lokasi baru," ujarnya.

Kasus pemukulan

Sementara itu, Kapolresta Kabupaten Bekasi AKBP, Isnaeni Ujiarto, membenarkan pihaknya telah dilapori kasus pemukulan warga yang diduga dilakukan oleh seorang pendeta HKBP Filadelfia pada Senin malam, 24 Desember 2012. Pelapornya seorang warga bernama Abdul Aziz, yang mengaku dipukul oleh salah seorang pendeta dari HKBP Filadelfia. 

"Ya, kami akan proses kasus pemukulan itu," kata Isnaeni Ujiarto. 

Menurut dia, ada jemaat HKBP yang mengaku disiram air got pada insiden Senin malam itu. Menurut dia, situasi pada Senin malam sempat ricuh. "Tapi, beruntung tidak meluas, karena berhasil kami redam," ujarnya.

Isnaeni mempersilakan kepada jemaat HKBP untuk membuat laporan polisi terkait peristiwa Senin malam pada perayaan misa malam Natal. "Waktu itu jemaat memaksa beribadah di tempat itu. Silakan, kalau mereka juga mau adukan peristiwa yang menimpanya," katanya.

Menurut dia, mediasi sudah dilakukan sejak 2007. Keributan selalu terjadi hampir setiap hari Minggu, dan intensitasnya meningkat pada 2012. "Setiap hari Minggu kami selalu antisipasi. Sedangkan pada hari Natal ini kami tingkatkan," jelasnya.

Untuk pengamanan diterjunkan ratusan aparat. Sebanyak 1 SSK dari Brimob Polda Metro Jaya, 1 SSK dari Sabhara Mabes Polri, dan 2 Peleton dari Polresta Kabupaten Bekasi. Aparat kepolisian juga mendapat bantuan 1 Peleton Satpol PP, dan 1 Peleton TNI AD dari Kodim 0507 Bekasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya