Basement Gedung UOB Pernah Terendam Sebelumnya

Gedung Plaza UOB
Sumber :
  • VIVAnews/Santi Dewi

VIVAnews - Gedung UOB Plaza, salah satu pusat perkantoran modern di Jalan Tosari menuju Bundaran Hotel Indonesia diduga tidak memiliki sistem antisipasi bencana yang baik. Misalnya, dalam hal peringatan dini dan jalur evakuasi jika ada korban yang masih tertahan di dalam gedung ketika ada bencana.

Indikasi buruknya sistem antisipasi bencana pada gedung tersebut terlihat dari lamanya proses evakuasi korban yang diduga masih ada di ruang bawah tanah (basement) gedung tersebut. Mulai dari pagi sampai malam ini tim evakuasi belum menemukan satu pun dari empat orang yang dikabarkan terjebak.

Malah satu dari empat orang yang ditemukan, berhasil menyelamatkan diri sendiri setelah berjuang keras ke luar dari rendaman air yang menutupi tiga lantai basement gedung tersebut.

Pengakuan salah satu petugas Gereja Betel Indonesia (GBI) Pembaharuan  yang tidak ingin disebut namanya, kepada VIVAnews memperkuat dugaan bahwa UOB Plaza tidak memiliki sistem antisipasi bencana yang baik. Pria itu mengungkapkan, bukan kali ini saja gedung tersebut terendam banjir di ruangan bawah tanahnya.

Pria itu tahu karena Gereja Bathel Indonesia Pembaruan melakukan ibadah setiap hari Jumat untuk kebaktian Karyawan, Sabtu doa penyembahan dan Minggu Ibadah Raya. "Tanggal 22 Desember tahun kemarin, basement satu tempat gereja sudah masuk semata kaki, basement dua dan tiga kelelep," ujarnya.

Nah, sepertinya pengelola gedung tidak belajar dari kejadian itu. Pada detik-detik datangnya banjir pertama dua hari lalu, pemberitahuan masuknya air disampaikan hanya secara manual melalui para petugas keamanan setempat, bukan dengan pengeras suara ataupun bunyi alarm yang menyala secara otomatis ketika situasi darurat. "Cuma disuruh ke luar, takut ada yang menyetrum, itu kata petugas," katanya.

Beruntung katanya, pada saat kejadian kemarin tidak ada aktivitas di gereja tersebut. Selain tidak ada jadwal, para pengurus di gereja tersebut, sedang melakukan kunjungan ke luar negeri.

GBI Pembaharuan tersebut telah menyewa tempat di gedung hampir dua tahun. Sebagai salah satu jemaat dirinya menyesalkan buruknya sistem antisipasi bencana yang kabarnya merenggut korban tersebut.

Pria itu memiliki analisa sendiri terkait dengan terjebaknya korban di gedung tersebut. Katanya, mungkin korban menyangka dampak banjir kemarin sama dengan sebelumnya pada Desember lalu sehingga reaksi cepat dari para korban kurang maksimal.

Hal tersebut diperparah dengan buruknya sistem antisipasi bencana gedung tersebut. "Terus pas sadar, akses sudah tertutup air," katanya.

Sampai hari ini, kondisi gereja tersebut belum bisa dicek karena masih terendam air. Recananya Sabtu besok, pihak gereja akan melakukan doa bersama di depan gedung tersebut.

"Besok ketua gembala mau mengumpulkan jemaat. Kalau tak ada ibadah, ya kami berdoa saja di depan sini sekalian menyusun agenda selanjutnya," katanya.

Ketika dikonfirmasi VIVAnews, salah satu pihak managemen gedung tersebut tidak bisa menjelaskan secara detail. General Affair Building Management Wisma Kartika, Perry Pantau, menyatakan antisipasi sudah maksimal dilakukan dalam mengamankan gedung tersebut.

"Namanya basement, dari sungai, tiba-tiba datang air, ya namanya alam," katanya singkat di lokasi kejadian.

Untuk diketahui Wisma Kartika berada di kompleks UOB Plaza, managemennya berbeda tetapi satu kawasan. UOB sendiri memiliki managemen yang mengatur segala hal terkait gedung tersebut, namun kedua pihak memutuskan untuk membuat managemen gabungan dalam pengelolaannya. (umi)

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024