Ditangkap Usai Memperkosa, Orangtua Panik

Demo Perkosaan dan Pelecehan Seksual
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila
- Mempertanyakan keberadaan anaknya, sejumlah warga Jalan Raya Tengah Rt 06 Rw 09 Kramatjati, Jakarta Timur, mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin 8 April 2013 . Melalui perwakilannya, warga yakin jika anak mereka ditangkap polisi.

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali

Sumarno, juru bicara sekaligus Ketua Rt 06 mengaku curiga jika sejumlah remaja yang hilang ini telah ditangkap polisi terkait kasus dugaan pemerkosaaan terhadap ESR, siswi SMP yang digilir 10 pria beberapa waktu lalu.
Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia


"Kedatangan kami ke sini mencari tahu apakah KPAI tahu anak-anak yang dibawa polisi," ucap Sumarno.


Adapun nama-nama yang diduga sebagai pelaku antara lain, Reksi, Ilham, Riyan, Rino, Teo, Sangit, Sembung, Amay, Ambon (nama samaran) dan Ipank alias Ilham. Mereka hilang dan diduga terlibat dalam kasus perkosaan yang dialami oleh ESR.


"Salah satu orangtua yang mencari adalah Nining," katanya. "Saat penangkapan saya sama sekali tidak dilibatkan."


Sebelumnya ESR melaporkan kejadian yang menimpanya ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. ESR menjelaskan lembaran kelam hidupnya itu berawal dari perkenalannya dengan seorang pemuda berinisial IM pada pertengahan Februari melalui jejaring sosial Facebook.


Setelah beberapa kali berkomunikasi dan bertukar nomor telepon, awal Maret, pelaku mengajak ESR ke kontrakannya di wilayah Batu Ampar, Kramat Jati.


Setelah sampai, IM mengajak korban ke tempat pelaku dan temannya berkumpul. Lokasinya tak jauh dari kontrakan IM. Di sana, ESR dikenalkan kepada teman-teman pelaku yang jumlahnya puluhan orang.


"Di sana saya diperlakukan tidak senonoh. Pelaku dan 10 temannya memaksa saya menenggak minuman keras dan menghisap rokok," kata ESR.


Setelah itu ESR hilang kesadaran. Korban hanya ingat IM membawanya kembali ke kontrakan dengan sepeda motor. Esok harinya saat dia terbangun, korban merasakan sakit di bagian kelamin.


"Kelamin saya sakit dan ngilu waktu saya mau ke kamar mandi. Salah satu teman IM berkata jika saya habis 'dipakai' ramai-ramai semalam. Mendengar hal itu, saya langsung menangis," ucap dia.


ESR langsung meminta diantarkan pulang ke rumah. Namun naas, IM bersama rekannya tetap menahannya tinggal di rumah kontrakan tersebut. Mereka menolak mengantarkan pulang dengan berbagai alasan, seperti tidak ada motor sebelum tengah malam.


"Pada hari kedua, saya kembali dipaksa melayani nafsu bejat IM dan teman-temannya. Awalnya, saya sempat berontak, tapi kalah kuat dan kehabisan tenaga," katanya.


Memasuki hari ketiga, korban semakin gelisah karena terjebak di kamar kontrakan itu. Keinginannya keluar dari jeratan para pelaku kian tak terbendung. Di sisi lain, dia bingung bagaimana menjelaskan kejadian ini kepada ibunya.


Kebetulan korban bertemu seorang temannya di dekat kontrakan pelaku. "Teman saya bilang kalau ibu saya mencari-cari saya. Akhirnya saya diizinkan pulang," katanya. (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya