VIVAnews - Erick Karsoho, lelaki berusia 27 tahun, diamankan Polsek Metro Tanjung Priok karena diduga membunuh ibu kandungnya, Linda Warau (50). Anak sulung i membunuh karena merasa terintimidasi saat sang ibu menyuruhnya erus minum obat antidepresi.
"Saya kesal karena sering dipaksa minum obat antidepresi sama ibu. Dia sering menyiksa saya, sekarang waktunya saya melakukan itu," kata Erick kepada wartawan, Jumat 12 April 2013.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini belum berkeluarga dan masih tinggal bersama ayah dan ibunya di Jalan Agung Perkasa 10 Blok J7 Nomor 14, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat kejadian, pukul 06.30 WIB, Jumat 12 April 2013, ayahnya tidak bisa berbuat banyak karena Erick secara membabi buta membacok ibunya berkali-kali. Apalagi ayahnya menderita stroke sehingga tidak bisa beraktivitas layaknya orang biasa.
Dengan santainya Erick mengaku jika dia pernah dirawat di Sanatorium Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. "Saya dibawa ke sana, dikerjain karena disuruh minum obat-obatan banyak," kata Erick.
Sesaat setelah kejadian, pembantu rumah tangga korban, Ningkem, kaget, karena melihat Linda sudah penuh dengan lumuran darah. Saat itu Erick sendiri langsung masuk ke dalam kamarnya. Ningkem dibantu dengan warga membawa Linda ke rumah sakit, tetapi nyawa Linda tidak tertolong.
Warga yang mengetahui kejadian itu melaporkan Erick ke Polsek Metro Tanjung Priok. Beberapa saat kemudian polisi datang. Saat itu, kata Ningkem, Erick masih berada di dalam kamarnya dan dikunci rapat-rapat.
"Ketika itu polisi langsung mengetok kamar supaya dia ke luar, bahkan dari dalam suara Erick bilang, bapak siapa, polisi ya?" kata Ningkem.
Mengetahui hal tersebut, Erick tidak mau ke luar. Akhirnya petugas mendobrak pintu kamarnya. Pelaku dibawa ke Polsek untuk mempertangungjawabkan perbuatannya. Senjata tajam berupa pisau disembunyikan oleh Erick di bawah tempat tidurnya. (eh)
Saksi Ungkap SYL Setoran Uang Bulanan ke Istri Hingga Puluhan Juta
Pengadilan Tipikor kembali melanjutkan sidang kasus korupsi berupa pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian RI, salah satu terdakwanya Syahrul Yasin Limpo (SYL)
