Aparat Ditembak, Polisi Curiga Teroris Poso Turun Gunung

Petugas TNI melihat mobil anggota polisi yang terbalik.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
VIVAnews
Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI
– Mabes Polri menduga bahwa penembakan terhadap anggota polisi, yang marak belakangan ini dilakukan kelompok teroris. Beberapa waktu lalu, kelompok teroris bahkan menyatakan perang secara terbuka terhadap aparat penegak hukum melalui video yang diunggah ke YouTube.

Turis China Tewas Usai Jatuh ke Jurang Ijen, Menpar Ingatkan Pengunjung Untuk Patuhi Aturan

“Kemungkinan teroris terlibat sangat kuat. Kami kan sudah bubarkan kamp-kamp pelatihan mereka di Poso. Dari situ kemungkinan para teroris itu kembali ke kampung halaman. Ada yang ke Nusa Tenggara, Sulawesi, dan ke berbagai daerah di Pulau Jawa,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Polisi Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Minggu 18 Agustus 2013.
Ogah Bawel soal Jatah Menteri PAN, Zulhas Pasrah ke Prabowo


“Dari semua sasaran, korban sepertinya sudah ditargetkan. Semua kejadian seperti sudah direncanakan,” kata Boy. Ia mencontohkan, anggota yang menjadi sasaran tembak sudah dibuntuti sebelumnya. Selain itu, kaliber peluru yang digunakan untuk menembak juga sama, dan jarak tembak antara pelaku dan korban cukup dekat.


“Yang membedakan, dalam peristiwa terakhir di Tangerang polisi ditembak dari belakang. Sebelumnya, penembakan dilakukan dari bagian samping atau depan,” ujar Boy.


Namun polisi belum bisa memastikan penembakan terhadap aparat di Tangerang Selatan pekan ini terkait dengan aksi kelompok teroris yang mana. “Kami masih mengumpulkan data dan fakta di lapangan. Kami baru meyakini proyektil peluru yang digunakan merupakan selundupan dari Filipina,” kata Boy.


Sebelum kamp-kamp latihan teroris didirikan di Poso, ujar Boy, banyak para tokoh teroris di sana yang pernah mendapat pelatihan militer di Moro, Filipina. Oleh sebab itu diduga kuat para teroris itu mempunyai jaringan dan kemampuan untuk membeli dan menyelundupkan senjata dari Filipina ke Indonesia.


Selain itu salah satu kelompok teroris, jaringan kelompok Abu Roban, pun telah melakukan banyak perampokan di Pulau Jawa dan Sumatera. Nilai perampokan mereka mencapai miliaran rupiah, dan uang itulah yang digunakan untuk operasional kamp latihan dan pembelian senjata.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya