Terjaring Satpol PP, Ini Dalih Pengamen

Dua anak jalanan tidur di jembatan penyeberangan orang beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Antara/ Prasetyo Utomo

VIVAnews - Dinilai melanggar ketertiban umum, puluhan anak jalanan (anjal) dan pengemis terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (SatpolPP) Kota Depok, Sabtu 22 November 2014.

Dalam aksi penertiban ini, sempat terjadi kucing-kucingan antar petugas dan para anjal. Beberapa yang diamankan bahkan sempat menangis ketika akan diangkut ke truk SatpolPP.

"Penertiban ini sengaja kami lakukan karena selain mereka mengganggu ketertiban umum juga untuk menyelamatkan mereka (anjal) dari bahaya kejahatan yang setiap saat mengintai di jalanan. Seperti kita tahu, begitu banyak modus kejahatan yang mengincar anak-anak kan," ujar Kasat PolPP Depok, Nina Suzana, yang terjun langsung memimpin razia.

Hasilnya, sebanyak 40 pengemis dan anjal yang rata-rata mengamen berhasil diamankan dari beberapa titik di kawasan Jalan Margonda Raya. Umumnya, mereka beroperasi di lampu merah, seperti di pertigaan Jalan Arif Rahman Hakim, Margonda dan pertigaan lampu merah Margonda-Juanda.

"Setelah kita data, sifatnya pembinaan saja. Sesuai Perda pelarangan anjal maupun pengemis di pusat kota. Karena menganggu keindahan kota," kata dia.

Ramalan Zodiak Rabu 11 April 2024: Virgo Tidak Merasakan Keromantisan, Sagitarius Bertemu Jodoh

Kasi Dalops SatpolPP Kota Depok, Diki Erwin, menambahkan, kebanyakan pengemis yang terjaring adalam operasi ini adalah pemain lama. Adapun para anjal yang terjaring, umumnya masih berusia dibawah umur.

"Anjal maupun pengemis yang diamankan paling banyak putus sekolah. Selain itu ada ibu bersama anaknya yang digunakan untuk mengemis-ngemis di jalan. Ini yang sedang kami selidiki, apakah anak itu digunakan sebagai modus atau bukan?. Kami akan dalami," kata Diki.

Mengamen Demi Beli Buku LKS

Sementara itu, berdasarkan penelusuran VIVAnews, rupanya tidak semua anjal atau pengamen cilik ini putus sekolah. Salah satu dari mereka ternyata ada yang masih duduk dibangku SD. Ada alasan tersendiri bagi para bocah ini memilih mengais rezeki di jalanan.

Salah satunya diungkapkan oleh Subian Malik. Bocah 10 tahun, yang mengaku sebagai pelajar kelas 6 di SDN Pancoran Mas 7 ini mengaku, terpaksa mengamen dengan alasan ingin mengganti uang buku LKS senilai Rp15.000 yang dipakai sebelumnya untuk membayar ekstrakurikuler renang.

"Saya takut ditanyain sama mama, untuk menggantinya saya mengamen dan mengumpulkan uangnya untuk bayar LKS dan uang jajan," ujar Subian dengan nada memelas.
       
Pada petugas, anak ketiga dari lima bersaudara ini pun mengaku sudah dilarang orang tua untuk mengamen. Namun lantaran iba karena sang ayah yang hanya buruh serabutan di Tanah Abang, ia pun mencoba mencari tambahan uang jajan dengan cara ini.

"Mama sudah melarang mengamen, dengan alasan takut terluka naik turun angkot. Iya, saya kapok," kata dia.

Warga di Demak merusak jembatan agar truk sound system bisa lewat

Heboh Warga Demak Rusak Jembatan Agar Truk Bisa Lewat, Polda Jateng Angkat Bicara

Polisi mengamankan sebanyak 10 orang warga Desa Babad, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak karena merusak jembatan agar truk sound system busa masuk.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024