Mengaku Anak Jenderal, Pemuda Ini Tantang Polisi

Operasi Zebra 2014
Sumber :
VIVAnews
Hujan Lebat di Dubai, Benarkah karena Perubahan Iklim atau Modifikasi Cuaca?
- Tak terima mobilnya dihentikan dalam Operasi Zebra 2014. Seorang pemuda yang mengaku anak jenderal menantang petugas kepolisian yang tengah menggelar operasi yang sudah berjalan sejak pekan lalu itu, di kawasan Jalan Margonda Raya Depok.

Putri Isnari DA 4 Lamaran, Gepokan Uang Panai Rp2 Miliar Jadi Sorotan

Dengan nada sewot, pemuda itu menantang sejumlah polisi yang memeriksanya. Dia mengaku sebagai anak dari Brigjen TNI AL, Ikin Sodikin. Pemuda yang menggunakan mobil Daihatsu Taft ini pun menunjukan surat yang menyebutkan nama sang jenderal tersebut.
Bahlil Yakin Jokowi Mau Bertemu dengan Megawati: Tidak Perlu Grasah Grusuh


Pihak kepolisian akhirnya menyerahkan pemeriksaannya kepada sejumlah anggota Garnisun dari TNI yang ikut serta dalam operasi.


"Iya tadi ada seorang pengendara yang tak terima mobilnya dihentikan. Dia mengaku sebagai anak Jenderal. Karena ini berkaitan dengan TNI maka yang menangani dari pihak Garnisun," kata Kasat Lantas Polresta Depok, Komisaris Sri Suhartatik, kepada VIVAnews, Rabu 3 Desember 2014.


Sementara itu, terkait operasi tersebut Tatik mengatakan, sampai saat ini jumlah pelanggar yang terjaring mencapai 2.400 pelanggar. Mereka yang terjaring dalam razia ini umumnya tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).


"Ada juga yang tidak dilengkapi dengan kelengkapan berkendara atau STNK mati. Sampai dengan lima hari terakhir ini, jumlah pelanggar mencapai 2.400 orang," ujarnya.


Diakui Tatik, operasi itu juga mempengaruhi pengendara yang mengajukan permohonan pembuatan SIM di Polrest setempat. "Ya seperti yang kita lihat, jumlah pemohon SIM bertambah. Berapa jumlahnya saya tidak tahu yang jelas cukup banyakan, tapi bertambah sekiar tiga kali lipat," tuturnya.


Operasi yang digelar hingga 9 Desember mendatang itu ditujukan untuk menekan angka kecelakaan akibat minimnya kesadaran masyarakat akan kelengkapan berkendara.


Berdasarkan data jajaran Satlantas Polresta Depok, sepanjang tahun 2013 telah terjadi 337 kasus kecelakaan. Sebanyak 30 orang di antaranya meninggal dunia.


Sementara untuk tahun 2014, data hingga bulan OktoberĀ  menyebutkan bahwa angka kecelakaan mencapai 229 kasus dengan 18 orang diantaranya meninggal dunia.


"Operasi ini kami lebih mengedepankan tindakan. Jika dipersentase 10 teguran, 10 imbauan dan 80 tindakan. Selain kendaraan roda dua, kami juga merazia angkot yang menaikkan penumpang sembarangan atau ngetem," kata Tatik.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya