Legenda Nyai Dasima-3: Dibunuh Jawara dari Kwitang

Nyai Dasima
Sumber :
  • Wikipedia
VIVA.co.id
Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
- Samiun akhirnya menceraikan Nyai Dasima tetapi tak mendapatkan hartanya. Namun, Nyai Dasima tetap berada di rumah Samiun karena tak punya saudara di Batavia. Ia tak punya uang lagi untuk pulang ke kampungnya. Ia juga tak punya keberanian menemui Tuan Edward untuk memohon pengampunan atas kecurangan yang dilakukannya.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Hayati menjadi semakin kesal melihat Nyai Dasima yang telah berubah menjadi beban bagi keluarganya. Hayati mendesak Samiun untuk menyingkirkan Nyai Dasima.

Baca cerita sebelumnya:

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia


Samiun terus didesak oleh Hayati untuk mengusir Nyai Dasima karena sudah tidak bermanfaat lagi baginya, serta ketidaktepatan janjinya juga. Samiun linglung dan mengambil keputusan penuh, yaitu menghabisi nyawa Nyai Dasima.

Untuk melakukan hal itu Samiun tak sanggup sendiri, perlu menggunakan tangan orang lain. Maka, Samiun menyewa Bang Puase, seorang jagoan dari Kwitang dengan upah 100 pasmat.

Samiun merundingkan teknis pelaksanaan penghabisan nyawa Nyai Dasima. Akhirnya mereka menyepakati cara terbaik yang harus dilakukan. Samiun menyerahkan panjar sebesar 5 pasmat kepada bang Puase kemudian kembali ke rumahnya.

Sikap Samiun yang tersenyum manis kepada Nyai Dasima membuat Mak Soleha menjadi kaget. Mengapa Samiun bukannya mengusir Nyai Dasima malah berbaikan?

Hayati yang mendengarkan cerita dari Mak Soleha tentang sikap bang Samiun menjadi sangat kesal. Ia ingin pergi ke rumah itu untuk menghabisi nyawa Nyai Dasima.

Sikap Samiun yang simpatik dan terkesan melindunginya justru membuat semangat Nyai Dasima tumbuh dan hadir kembali perasaan untuk menyayangi Samiun.

Samiun mengajak Nyai Dasima ke kampung Ketapang untuk mendengarkan pertunjukan “tukang cerite” atau “seni tutur” tentang Amir Hamzah. Pertunjukkan “tukang cerite” berada di Gang Ketapang (depan Sawah Besar, Jalan Gajah Mada).

Dasima yang telah melimpahkan harapannya kepada Samiun langsung setuju dengan ajakan tersebut. Nyai Dasima berharap mungkin malam ini adalah malam terindah dalam hidupnya dengan Samiun, dapat berjalan di bawah sinar rembulan sambil bercengkerama menumpahkan perasaannya selama ini kandas di dasar lautan kebencian Hayati dan Mak Soleha.

Nyai Dasima segera bersolek secantik mungkin dengan memakai pakaian paling indah yang masih dimiliki. Mak Soleha ibunda Samiun malah menjadi jijik dan hampir saja meludahi muka Nyai Dasima. Untung ada Samiun sehingga ia masih ada rasa segan pada sang anak.

Mak Soleha menjadi aneh dengan perilaku Samiun, jangan-jangan ilmu pelet Samiun menjadi bumerang buat Samiun sendiri. Hayati yang mendengarkan laporan Mak Soleha kelihatannya acuh tak acuh.

Hayati sendiri sudah hilang kesabaran atas janji Samiun yang akan memberikan harta yang banyak buatnya. Sekarang Hayati masa bodoh, tak ada gunanya berharap lagi dan rasanya tak ada urusannya lagi dengan Nyai Dasima serta Samiun.

Mak Soleha menjadi kaget dengan pernyataan Hayati seakan menuding ia ikut dalam permainan kotor mendapatkan harta milik Nyai Dasima. Mak Soleha menjadi benci dengan Hayati dan bertekad minta pada Samiun justru untuk menceraikan Hayati, biarlah dengan Nyai Dasima saja.

Mak Soleha berubah pikiran dan menyesali sikapnya yang sempat membenci Nyai Dasima belakangan ini. Mak Soleha segera kembali ke rumahnya tetapi mendapati Samiun dan Nyai Dasima telah pergi.

Bersambung...


Kami akan mengulas kisah Nyai Dasimah yang berbeda dengan yang lain dalam beberapa tulisan. Tulisan akan terbit setiap pagi. Nantikan tulisan-tulisan selanjutnya.


![vivamore="Baca Juga :"]


[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya