Ahok Uji Coba Peringatan Bencana Lewat SMS

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, hari ini uji coba peringatan bencana melalui pesan singkat di ponsel (SMS). Layanan ini khusus dikirimkan lewat telepon seluler kepada warga yang berada di daerah yang diperkirakan  terdampak bencana.

Kerusakan di Daerah Aliran Sungai Kian Parah

Sebagai uji coba, Ahok dan Rudiantara melakukan konferensi video dari Balai Agung Balai Kota DKI di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, ke Kantor Kelurahan Kampung Melayu.

Tujuh wilayah Rukun Warga (RW) yang terletak di kelurahan yang berada di Kotamadya Jakarta Timur itu tergenang air dengan ketinggian antara 10 hingga 70 centimeter usai hujan yang mengguyur Jakarta sejak subuh hingga pagi.

Beberapa Ruas Jalan Jakarta Tergenang Air Usai Diguyur Hujan

"Sudah terima SMS belum, bapak ibu?" ujar Ahok kepada Lurah Kampung Melayu Setiyawan yang terlihat di layar video, Kamis, 11 Februari 2016.

Setiyawan segera menjawab SMS uji coba telah ia terima. Ia terburu-buru memperlihatkan tampilan pesan di telepon pintarnya ke depan kamera yang digunakan untuk konferensi video. Isi dari pesan uji coba terlihat jelas oleh semua hadirin di Balai Agung Balai Kota.

Katulampa Siaga I, Jakarta Tak Akan Diterjang Banjir Besar

Di layar, warga dan para pejabat Kelurahan Kampung Melayu terlihat membuka telepon pintarnya. Begitu pula hadirin yang berada di Balai Agung. Semua telepon seluler di kedua lokasi menerima pesan dengan isi yang sama.

Cara Kerja

Direktur Telekomunikasi Khusus, Penyiaran Publik dan Kewajiban Universal dari Kemenkominfo, Ismail, mengatakan sistem yang dikembangkan Kemenkominfo dan PT. Telkom secara otomatis mengirimkan pesan pendek ke seluruh telepon seluler yang berada di suatu lokasi rawan bencana.

Pesan tidak dikirimkan ke nomor tertentu. Pada saat potensi bencana muncul, pesan yang menginformasikan tipe bencana dan langkah yang harus diambil segera terkirim.

"Sistem yang dikembangkan sudah mampu menyebarkan informasi berdasarkan lokasi yang dianggap memang harus menerima," ujar Ismail.

Ismail mengatakan sistem dikembangkan untuk meminimalisir korban jiwa maupun kerugian akibat suatu bencana.

Saat ini, ada 15 kawasan di Jakarta yang digunakan Kemekominfo mengujicoba layanan. Kelimabelas kawasan terletak di dekat aliran Sungai Ciliwung, Krukut, Angke, Pesanggrahan, Sunter, dan Cipinang. Telepon seluler milik siapapun yang berada di daerah-daerah tersebut akan secara otomatis menerima pesan peringatan saat tinggi muka air di Bendung Katulampa, misalnya, berstatus siaga 3. Status tersebut berarti banjir dari kiriman dari wilayah Bogor akan segera tiba dalam waktu enam hingga sembilan jam.

"Sistem kami terhubung dengan server milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Tata Air DKI," ujar Ismail.

Ismail mengatakan, untuk selanjutnya, Kemenkominfo juga bekerjasama dengan instansi lain seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sistem yang akan diterapkan di seluruh Indonesia, tidak hanya berfungsi memberikan notifikasi peringatan bencana banjir, namun juga bencana gunung meletus, cuaca ekstrim, dan bencana-bencana lain.

"Pesan Pak Menteri, pesan harus sudah terkirim maksimal dalam waktu empat menit setelah potensi bencana teridentifikasi. Bila rencana migrasi penyiaran ke sistem digital telah terrealisasi sepenuhnya, pesan bahkan bisa ditampilkan di seluruh layar televisi di daerah bencana," ujar Ismail.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya