Faktor Penyebab Orangtua Tega Sewakan Bayi ke Pengemis

Ilustrasi pengemis Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Pasangan suami istri di Jakarta Selatan tega menyewakan bayi darah dagingnya sendiri untuk dijadikan pengemis di jalanan. Ironisnya, bayi yang disewakan itu masih berusia 6 bulan.

Bayi Sewaan Pengemis Diberi Obat Bius Mahal Pelumpuh Otak
 
SM (18 tahun) dan ER (17 tahun) tak dapat berkutik saat petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan menangkap keduanya di rumah kontrakannya di Jakarta Selatan pada Jumat 25 Maret 2016. Pasangan muda itu ditangkap setelah polisi membongkar sindikat perdagangan anak di bawah umur di kawasan Terminal Blok M dengan tersangka IR (35 tahun) dan NH (43 tahun).
Sindikat Pengemis Tak Hanya Bius Bayi Tapi Juga Pukuli Anak
 
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, mengatakan SM dan ER ditangkap karena menyewakan bayi laki-lakinya yang masih berusia enam bulan kepada IR dan NH untuk dijadikan objek belas kasihan masyarakat saat mengemis di jalanan.
Agar Tak Rewel Saat Mengemis, Bayi Sewaan Diberi Obat Bius
 
Menurut Wahyu, berdasarkan pengakuan tersangka SM dan ER, mereka sengaja menyewakan bayi kepada IR dan NH seharga Rp200 ribu per hari.
 
Menanggapi kasus ini, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Fahira Idris, mengatakan, banyak faktor yang membuat hal itu terjadi.
 
"Ya banyak faktor ya, faktor dari kemiskinan, ketahanan keluarga kurang. Misal orang yang nikah di KUA itu kan ada hak dia untuk mendapatkan penyuluhan pranikah. Tetapi itu kadang-kadang hanya tulisan saja. Oh sudah ini, biayanya Rp18 ribu tetapi mereka tidak pernah diedukasi. Mengenai makna pernikahan, makna menjaga anak seperti itu tanggung jawab keluarga," kata Fahira,  Senin 28 Maret 2016.
 
Oleh karena itu, kata Fahira, nantinya pihak DPD akan mengusulkan UU ketahanan keluarga. "Mudah-mudahan dengan UU ketahanan keluarga ini yang bisa menjaga seluruh permasalahan-permasalahan keluarga yang ada di keluarga," ujarnya.
 
Dia pun tidak mempermasalahkan jika nantinya pihak orangtua dipisahkan dengan sang anak. "Kan anak yang dipisahkan dari orangtua nanti akan jadi tanggung jawab negara, lebih baik begitu dari pada dia menjadi korban," ujarnya. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya