Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda Terus Berdatangan

Orangtua dari anak yang memakai vaksin dari RS Harapan Bunda.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB), Kramatjati, Jakarta Timur, menjadi salah satu dari 14 rumah sakit yang terbukti menggunakan vaksin palsu. Hal ini pula membuat sejumlah orangtua korban pengguna vaksin palsu terus berdatangan ke rumah sakit tersebut. Sampai malam ini, Jumat, 15 Juli 2016, mereka masih bertahan di rumah sakit itu.

Parah, RS Harapan Bunda Paksa Pasien Tanggung Biaya APD Tim Medis

Banyaknya jumlah keluarga korban yang terus berdatangan ke RSHB rupanya membuat pihak rumah sakit kewalahan. Bahkan beberapa poliklinik yang biasanya membuka tempat pemeriksaan tutup lebih cepat.

Padahal, sebelum diumumkannya RSHB satu dari 14 rumah sakit pengguna vaksin palsu, sejumlah tempat pengobatan, pemeriksaan, poliklinik, maupun tempat administrasi biasanya buka mulai dari jam 9.00 WIB sampai selesai atau malam hari.

Tergugat Tak Hadir, Sidang Kasus Vaksin Palsu Ditunda

Dari pantauan VIVA.co.id, hingga pukul 20.50 WIB, para keluarga korban vaksin palsu masih bertahan. Bahkan di antaranya baru datang untuk didata sebagai korban vaksin palsu.

Tak hanya itu, salah satu gedung RSHB yang digunakan sebagai loket pendaftaran pasien baru, kasir, instalasi farmasi, Poliklinik Akupuntur, Spesialis Jantung, Spesiasli Penyakit Dalam, Dokter umum, Spesialis Bedah Umum, Spesialis Paru, Spesialis Saraf, tutup. Termasuk lift menuju Jakarta Timur Eye Center yang berada di lantai tiga RSHB ikut di nonaktifkan.

Sidang Perdana Kasus Vaksin Palsu Molor

Oleh karena itu, ruang tunggu di tempat masing-masing poliklinik pun dipakai para keluarga korban vaksin palsu untuk menunggu kepastian dan penjelasan dari pihak RSHB.

Tak hanya duduk di kursi yang disediakan, mereka juga terlihat duduk di atas meja pendaftaran, bahkan tak sedikit lesehan di lantai.

"Ia semua terganggu secara otomatis," ucap salah satu staf Humas RSHB, Nunung, saat ditemui di ruang Hospital Service Controller (HSC), RSHB.

Nunung mengaku tak tahu secara pasti kapan waktunya aktivitas di RSHB akan kembali normal. Hanya saja, untuk tempat pasien rawat ini tetap dibuka seperti biasa. Termasuk terlihat juga aktivitas di ruang ICU.

"Kami akan datang dengan jumlah banyak jika tetap tak ada penjelasan dan kepastian dari sini (RSHB)," ucap salah satu keluarga korban dengan nada kesal. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya