Politikus PDIP: Kalangan Menengah ke Bawah Ogah Pilih Ahok

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id – Sekertaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPR, Gembong Warsono, tidak mempermasalahkan hasil survei yang berbeda dari yang dilakukan internal partainya, yang hasilnya sekitar 80 persen kader PDI Perjuangan tidak ingin calon petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, memimpin kembali.

Golkar Ngotot Ajukan Kader Internal di Pilgub Jakarta 2024

Hasil internal partai moncong putih itu terbalik dengan hasi survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), bahwa 81 persen simpatisan PDI Perjuangan justru memilih Ahok sebagai calon mereka. Menurut Gembong, perbedaan ini merupakan hal yang wajar. Apalagi PDI Perjuangan hingga saat ini belum menentukan calon.

"Partai kan belum menentukan calon. Mereka yang memberikan KTP, memberikan suara kepada Ahok, akan balik kanan kepada calon yang diusung oleh partai," ujar Gembong di Kantor DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jumat, 22 Juli 2016.

Unggah Foto Jokowi dan Ahok, Fadli: Sejarah Simpan Misteri

Guna memutuskan calon yang akan diusung, fraksi PDI Perjuangan menurunkan 28 anggotanya dalam rangka diskusi dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi mereka dalam penentuan calon gubernur DKI Jakarta 2017. Hasilnya, telah didapat aspirasi masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan hasil survei SMRC adalah secara keseluruhan, meliputi kelas menengah ke atas.

"Kan bicara segmennya. Kalau bicara kelas menengah ke bawah, sudah pasti lah mereka tidak akan memberikan dukungan kepada Ahok, sudah pasti. Nah ini kan bicara segmennya. Kan memang basis kemenangan PDIP itu kelas menengah ke bawah, orang-orang pinggir kali kan pasti, ogah ah Ahok. Tapi di Pondok Indah, mau dipengaruhi kayak apa juga enggak akan bisa," ujar Gembong.

Buya Syafi'i soal Ganjar: Layak, kalau Tak Dipanggil Jakarta

Menurut Gembong, PDIP tidak akan membantah hasil survei yang dirilis oleh SMRC, termasuk yang tetap memposisikan Ahok sebagai calon yang paling kuat. Bahkan dari kader potensial PDI Perjuangan,  Tri Rismaharini dan juga Yusril Ihza Mahendra yang ikut dalam penjaringan.

"Itu kan ilmiah, kita enggak menentang itu. Saya tidak membantah apa yang dirilis Saiful Mujani ya, itu kan ilmiah. Cuma saya perlu sampaikan, adanya perbedaan segmen," katanya.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya