Penghuni Apartemen di Kalibata Tolak Biaya Kelangkaan Air

Apartemen Kalibata City.
Sumber :
  • Kalibata City

VIVA.co.id – Penghuni apartemen Green Palace Kalibata City, Jakarta Selatan, menolak tagihan biaya kelangkaan air yang dikeluarkan oleh pengelola hunian. Penghuni menolak lantaran biaya kelangkaan air pengelola apartemen dikeluarkan secara sepihak dan tidak punya landasan kuat.

Sindikat Perdagangan Orang di Apartemen Kalibata Terbongkar, Raup Rp 15 Juta Sekali Transaksi

Salah satu penghuni Green Palace Kalibata City, Aenudin, mengatakan penarikan biaya kelangkaan air Palyja selama 19 bulan ke belakang oleh pengelola apartemen, dituding tak resmi.

"Mereka (pengelola) buat (aturan) sendiri tanpa data resmi," ujar Aenudin kepada VIVA.co.id, Minggu 4 September 2016.

Ledakan Buat Geger Penghuni Kalibata City, Ternyata Ini Penyebabnya

Dia mengatakan biaya kelangkaan air itu dikeluarkan pengelola pada 22 Agustus lalu. Kemudian pengelola menggelar sosialisasi ketentuan itu sampai 1 September. Waktu pembayaran biaya itu dimulai pada 1 September dan penghuni diberikan kelonggaran membayar tagihan kelangkaan tersebut selama 12 bulan ke depan.

Dalam ketentuan biaya kelangkaan air yang dirilis pengelola itu, kata Aenudin, penghuni apartemen mendapat tagihan dengan nilai yang berbeda-beda, mulai dari Rp11.800 sampai Rp14 juta per unit hunian. Meski terdapat sosialisasi dan kelonggaran pembayaran, penghuni tetap menolak ketentuan tersebut.

Pohon Tumbang Menimpa 7 Mobil di Parkiran Apartemen Kalibata City

"Itu sangat mendadak dan sangat tidak masuk akal," ujar dia.

Menyadari ada ketidakberesan dalam biaya kelangkaan air itu, Aenudin mengatakan, penghuni apartemen tak tinggal diam. Mereka mengaku sudah menghubungi Palyja untuk meminta klarifikasi adanya kelangkaan air.

Sebab, sebelumnya Palyja menegaskan, tidak ada kelangkaan air, yang ada hanyalah kurangnya pasokan air dalam kurun wakru sebulan saja, yaitu sejak Lebaran sampai pada 19 Agustus 2016.

"Makanya kami ingin temuin ke Palyja, biar ketahuan siapa yang bohong di sini," ujarnya.

Dia mengatakan Palyja sudah mengetahui masalah ini, namun perusahaan air daerah itu belum  memberikan pernyataan resminya.

Penghuni apartemen itu juga mengkritik langkah pengelola yang rajin menaikkan Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL). Aenudin mengatakan biasanya pengelola apartemen menaikkan biaya IPL sebelum adanya kenaikan UMR, BBM.

Aenudin mengatakan, heran dengan perencanaan  pembangunan apartemen. Sebab dengan tingkat hunian yang kini baru 56 persen, sudah terjadi kelangkaan air. Dia tak bisa membayangkan bagaimana kelangkaan air jika hunian makin meningkat.

"Kalau hunian sudah 100 persen, bisa jadi kelangkaan air bisa dua kali lipat. Ini Amdalnya bagaimana, sudah ada izin belum dari pemerintah?" kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya