- Raudhatul Zannah - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengakui ada kelemahan dalam proses penanganan kasus kebakaran di gedung. Masalah yang menjadi sorotan adalah tak berfungsinya pompa hidran sebagai sumber air terdekat.
"Kelemahan kita ini hidran kita yang di pinggir jalan itu dicek, saya pastikan hidran kita itu enggak berfungsi sebagian besar, coba lihat saja ora ono (enggak ada airnya)," kata Djarot di Jakarta, Sabtu, 8 Oktober 2016.
Djarot pun sudah meminta pemilik gedung yang mempunyai hidran agar menyiapkan sumur di lokasi tersebut.
"Kepada pemilik gedung-gedung tinggi itu, harus punya cadangan air. Bikin tanki atau drum yang gede banget di bawah gedungmu itu, karena air hujan masuk ke situ, seperti resapan air," ujarnya.
Djarot menjelaskan, hal ini akan memiliki manfaat yang signifikan jika terjadi kebakaran di gedung tersebut. Air simpanan di dalam drum atau bak itu bisa dimanfaatkan agar proses pemadaman berjalan lebih efektif.
"Bayangin waktu itu (kebakaran) di Tanah Abang, cari air susah amat, ketika itu cari air di sungai Cideng itu enggak ada air. Kemudian, cari air bawa tanah, listrik dimatiin, akhirnya kita gunakan mobile genset," katanya.
Selain hidran, untuk penanganan kebarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan mobil pemadam yang disiagakan di setiap kelurahan. "Tetapi itu pertolongan pertama, respon awal harus cepat, baru kalau enggak mampu baru yang gede-gede (mobil pemadam kebakaran yang besar)," tutur Djarot.