- VIVA.co.id/Anwar Sadat
VIVA.co.id - Puluhan orang simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melapor kepada Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Timur pada Rabu malam, 16 November 2016.
Massa pendukung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, itu mengaku sering dihadang dan ditolak sekelompok orang di beberapa daerah.
"Selesai kampanye, massa diserang oleh orang tak dikenal, dipukuli. Merasa teraniaya, makanya mereka ke Polres Jaktim untuk memasukkan laporan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Jakarta Timur, Ajun Komisaris Polisi Wasiem, kepada wartawan.
Menurut Wasiem, tak ada hal lain yang dilakukan puluhan warga itu. Mereka hanya membuat laporan sesudah itu bubar dengan tertib. Mengenai detail peristiwa pemukulan yang dialami tiga orang simpatisan Ahok-Djarot, Wasiem belum dapat menceritakannya.
Ketiga simpatisan itu membuat laporan dengan dilengkapi hasil visum sebagai barang bukti. Setelah laporannya diterima, masa membubarkan diri dengan tertib.
Penolakan terhadap kampanye Ahok-Djarot sempat beberapa kali terjadi di wilayah Jakarta Timur. Misalnya, pada Selasa, 15 November 2016, kampanye Ahok di Jalan Centex, Ciracas, Jakarta Timur, ditolak beberapa orang yang mengaku warga setempat.
Pada Rabu siang, 16 November 2016, giliran kampanye Djarot yang dihadang serombongan pria berpeci. Bahkan, dalam kampanye di kawasan Cipinang itu sempat terjadi ketegangan dan hampir memicu kericuhan.