Upaya Terakhir Para Korban Rampok Pulomas Lolos dari Maut

Enam peti jenazah korban pembunuhan dan penyanderaan di perumahan Pulomas Jakarta Timur saat akan diserahkan ke keluarga usai diautopsi di RS Soekanto, Rabu dini hari (28/12/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syaefullah

VIVA.co.id – Sebelas korban penyekapan komplotan perampok sadis di Pulomas, Jakarta Timur, ternyata tak hanya berdiam diri saat disekap di dalam kamar mandi sebelum ajal menjemput.

Reza Indragiri: Kematian Ibu dan Anak di Depok Mirip dengan Kasus Pembunuhan di Pulomas

Menurut Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, selama lebih dari 15 jam disekap di ruangan berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter, para korban berusaha membuka pintu kamar mandi dengan berbagai cara agar bisa lolos dari maut.

Iriawan menceritakan, berdasarkan keterangan korban selamat, pemilik rumah, Dodi dan dua sopir sudah berkali-kali menendangi pintu kamar mandi agar bisa terbuka. Tapi upaya itu tidak membuahkan hasil.

Lagi Pacaran, Pria di Pulomas Dibacok Lantaran Tidak Mau Serahkan Ponselnya

"Tidak bisa didobrak karena pintunya kuat. Sudah ada upaya mendobrak dengan menendang. Makanya banyak korban adalah laki-laki," ujar Iriawan di Polda Metro Jaya, Kamis, 5 Januari 2017.

Dodi dan korban lainnya juga berupaya agar tidak kehabisan oksigen selama disekap. Salah satu upayanya ialah mematahkan gagang pintu.

Polisi Tidur Diprotes Pesepeda hingga Dihancurkan, Ini Aturannya

"Mereka semua berebutan oksigen saat disekap. Pak Dodi sempat mematahkan pintu untuk mendapatkan oksigen, dari keterangan pembantu, yang awalnya kami berpikir dipatahkan oleh para pelaku," katanya.

Agar tidak menderita dehidrasi atau kekurangan cairan, para korban terpaksa meminum air mentah dari keran air yang ada di dalam kamar mandi. Bahkan, anak sulung Dodi, Diona menggigit tangan adiknya, Zaneta. 

Diona menggigit tangan Zaneta agar adiknya itu tetap bisa sadar dan bisa bertahan hidup, sedangkan Diona akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

"Bahkan salah satu korban yang selamat mendengar jeritan suara Zaneta digigit oleh Diona agar tetap hidup," ujar Iriawan.

Iriawan menuturkan, dari keterangan saksi, lebih dari 15 jam korban berada di dalam kamar mandi. "Mereka disekap pada Senin 26 Januari 14.42 WIB dan dikeluarkan pada Selasa 27 Januari sekitar pukul 10.10 WIB," kata Iriawan.

Korban tewas dalam peristiwa itu di antaranya, pemilik rumah Dodi Triono (69), anak pertama Dodi bernama Diona Arika Andra Putri (16), anak bungsu Dodi bernama Dianita Gemma (10), Amel (10) temannya Gemma, Yanto (sopir), serta Tasrok (40), juga sopir.

Sedangkan korban selamat, Emi (41), anak kedua Dodi bernama Zaneta (13), serta tiga pembantu rumah tangga yakni, Santi (22), Fitriani (24), serta Windy (23). (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya