Takut Banjir Lagi, Warga Cipinang Melayu Tetap Mengungsi

Warga Cipinang Melayu yang menjadi korban banjir masih bertahan di pengungsian.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id – Banjir di pemukiman warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur, sudah surut sejak Kamis pagi, 23 Februari 2017. Namun masih banyak warga belum mau pulang dari pengungsian ke rumah mereka. Warga masih khawatir banjir akan datang lagi.

Ciliwung Meluap, Warga Kebon Pala Terendam Banjir 2 Meter
Dari pantuan, sebagian warga ada yang masih bertahan di pengungsian di Masjid Universitas Borobudur, Jakarta Timur. Salah satu korban banjir yang masih berada di pengungsian yaitu Masnah, warga RT 7 RW 4 Kelurahan Cipinang Melayu.
 
Petakan Wilayah, BPBD DKI Sebut Ada 100 RW Rawan Banjir
"Iya memang sudah surut, cuma khawatir banjir lagi, jadi masih di sini dulu (pengungsian)," kata Masnah kepada VIVA.co.id di pengungsian, Kamis 23 Februari 2017
 
Persiapan Banjir, Pemprov DKI Distribusikan Perlengkapan Evakuasi
Menurut perempuan berusia 48 tahun itu, air memang sudah tak masuk ke rumahnya. Ia juga sudah membersihkan rumahnya sejak tadi pagi. Namun ia memilih bertahan di pengungsian karena hujan dapat turun sewaktu-waktu.
 
Masnah menambahkan, sudah tiga malam ia tidur di pengungsian. Berbagai keluhan juga telah dialaminya. Seperti kondisi tidur yang tidak nyaman, hingga harus antre jika ingin mandi dan buang air.
 
"Ia kita enggak ada pilihan, jadi sementara begini dulu. Tahun ini parah banget banjirnya. Kalau tahun kemarin banjir, terus surutnya cepet," ujarnya
 
Selain Masnah, ada juga warga lainnya bernama Edi. Pria 56 tahun itu juga tak punya pilihan selain tetap tinggal di pengungsian. Jika belum ada instruksi dari petugas terkait soal status banjir, ia masih akan tinggal di pengungsian.
 
"Saya sudah bolak-balik terus dari pengungsian ke rumah. Sudah bersihkan rumah tiga kali dari kemarin, tapi belum berani tinggal di rumah. Takut banjir lagi, masih sering ujan soalnya," kata Edi.
 
Edi berharap banjir yang terjadi cepat surut dan hujan juga tak membuat banjir. Karena aktifitasnya banyak terganggu akibat banjir tersebut.
 
"Kita kasihan juga sama anak-anak, jadi enggak sekolah, kita mau dagang jadi susah karena banjir begini, mudah-mudahan tidak banjir lagi," lanjut dia. (ren)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya