Reaksi PPP Soal Djan Faridz Dilaporkan ke Bawaslu

Ketua Umum PPP versi muktamar Jakarta, Djan Faridz.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id – Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Kubu Djan Faridz angkat bicara terkait laporan Komunitas Kebangkitan Jawara dan Pengacara ke Bawaslu DKI Jakarta, tentang dugaan politik uang oleh Djan.

Djan Faridz Temui Jokowi di Istana Negara, Bahas Apa?

Dugaan politik uang itu terjadi saat kampanye untuk pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, 28 Maret 2017.  

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Sudarto menegaskan, tindakan Djan Faridz memberikan uang kepada anak-anak di lokasi itu bukan untuk melakukan politik uang. 

Wantimpres Djan Faridz Fokus pada Pembangunan Rumah Layak Huni untuk Rakyat

"Enggak ada politik uang. Itu anak kecil-kecil karena dia berebut cium tangan dengan pak Djan Faridz. Namanya pak Djan Faridz itu udah biasa nyantunin anak yatim," kata Sudarto saat dihubungi VIVA.co.id, Jakarta, Sabtu, 1 April 2017 malam.

Sudarto menjelaskan, kondisi itu bukan hal yang disengaja lantaran saat hendak pulang, sejumlah anak mendatangi Djan dan ingin bersalaman.

Plt Ketua Umum PPP Tak Ragukan Kapasitas Djan Faridz sebagai Anggota Wantimpres

Menurut Sudarto, lantaran Djan merupakan orang yang senang dengan anak-anak dan sudah terbiasa menyantuni anak-anak yatim dan atau piatu, memberi anak-anak uang sudah menjadi hal yang wajar. Bahkan, dalam setahun bisa mencapai 1.500-3.000 anak. 

"Melihat situasi seperti itu beliau tabayyun. Jadi beliau mau pulang ada anak kecil nyamperin cium tangan. Namanya anak kecilkan enggak punya hak pilih. Dikasih uang bukan niat money politic. Tapi itu bentuk daripada kasih sayang orang tua kepada anak-anak," ujar Sudarto. 

"Itu kan hanya beberapa anak saja. Lima sampai enam anak. Enggak banyak. Kalau money politic yang dikasih yang ikut acara dong. Orang dewasa dong," dia menambahkan.

Sudarto menduga, laporan kepada Bawaslu itu hanya sekedar mencari-cari kesalahan Djan Faridz saja. "Menurut saya itu orang mencari-cari kesalahan aja," ujarnya.

Dia menambahkan, pelapor harus melihat subtansi dari Djan Faridz memberikan uang  untuk anak-anak tersebut. Lagian, kata dia, anak-anak tersebut hanya sekitar 6 orang.

"Niatnya kan bukan money politic. Kalau money politic itu kan ada komitmen. Lu kasih duit lu pilih nomor dua ya, itu namanya money politic, ini bukan," kata Sudarto.

Sebelumnya, Komunitas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) melaporkan dugaan money politic oleh Djan Faridz, saat kampanye pasangan calon nomor urut dua pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat. Laporan tersebut diajukan ke kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta, Jumat, 31 Maret 2017.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya