Fadli Zon Anggap Tamasya Al-Maidah Gerakan Aksi Pengawasan

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri.

VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, menilai rencana aksi Tamasya Al-Maidah saat hari pemungutan suara putaran dua pilkada DKI Jakarta sebagai hal yang wajar. Menurutnya, siapapun bebas datang ke Jakarta untuk memberikan pengawasan saat hari pencoblosan pada Rabu lusa.

Golkar dan Gerindra Sepakat Rekomendasikan Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI

"Bagus-bagus saja kalau orang mau datang ke Jakarta. Dan itu konstitusional. Apalagi mau berikan satu pengawasan," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Senin 17 April 2017.

Dia menilai, Tamasya Al-Maidah bukan gerakan massa dan tak perlu menjadi masalah. Ia heran dengan penilaian Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang melarang aksi Tamasya Bersama.

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

"Loh, kan bukan gerakan massa. Orang mau lihat (pelaksanaan pilkada) gitu," lanjut Wakil Ketua Umum Gerindra itu.

Sebelumnya, beredar di media sosial, terkait poster bertajuk Tamasya Al-Maidah, Jakarta, 19 April 2017. Inti isi poster ini mengajak umat Islam untuk ikut mengawasi di TPS-TPS di Jakarta.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

Dalam poster tersebut, terdapat pernyataan dari pimpinan longmarch Kafilah Ciamis KH Nonop Hanafi yang mengatakan akan datang dengan pengerahan massa lebih besar dibandingkan aksi Bela Islam 2 November 2016 atau yang dikenal 212.

"Kami telah datang di Bela Islam 212. Sekarang, kami akan datang lagi 19 April 2017 dengan jumlah yang lebih besar," kata Nonop.

Dianggap Paranoid

Sementara itu, Ketua Panitia aksi Tamasya Al Maidah, Ansufri ID Sambo, mengatakan larangan mobilisasi massa yang diterbitkan panitia penyelenggara pemilu serta Polda Metro Jaya dinilai aksi paranoid. Menurut dia, tak ada undang-undang yang melarang umat memantau pelaksaan pesta demokrasi.

"Enggak ada yang bisa ngelarang umat, undang-undang mana yang melarang. Kalau kami dinilai mau bkin rusuh pernah enggak seperti aksi sebelumnya," ujar Ansufri saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 17 April 2017.

Ansufri menjelaskan, jika umat dilarang jsutru menimbulkan kecurigaan apakah pemerintah menginginkan adanya kecurangan.

"Jangan paranoid begitu lah, kalau dilarang justru kami curiga pemerintah ingin adanya kecurangan. Kami cuma memantau, jika ada yang curang kami sorakin, kami data dan sebar di media sosial," katanya.

Terkait imbauan tersebut, Ansufri menegaskan pihaknya tak akan mengindahkan dan tetap akan melakukan aksi Tamasya Bersama pada Rabu lusa.

"Insya Allah menang umat menang kalau tidak dicurangi. Terkait himbauan tidak akan dipenuhi," lanjut dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya