Tim Anies-Sandi Laporkan Gerilyapolitik.com ke Dewan Pers

Tim Sukses Pendukung Anies-Sandi melaporkan Gerilyapolitik.com
Sumber :
  • VIVA/Irwandi

VIVA.co.id – Tim Advokasi pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno melaporkan situs Gerilyapolitik.com ke Dewan Pers.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

Situs itu dilaporkan oleh tim advokasi Anies-Sandi ke Dewan Pers lantaran memuat konten informasi yang berisi fitnah dan hasutan kepada pasangan calon nomor urut 3, Anies-Sandi.

Anggota Tim Advokasi Anies-Sandi, Unoto Dwi Yulianto, mengatakan laporan pihaknya ke Dewan Pers itu sebagai langkah untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak portal Gerilyapolitik yang dianggap merugikan dan memfitnah Anies-Sandi.

SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

"Kami telah melaporkan (situs) Gerilyapolitik ke Dewan Pers untuk mengetahui apakah media tersebut merupakan media yang berasaskan nilai jurnalistik atau tidak," kata Noto dalam junpa pers di Posko Pemenangan Anies-Sandi, Jalan Cicurug nomor 6, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 18 April 2017.

Noto berharap agar laporan pihaknya itu bisa ditanggapi dan diproses cepat, sehingga bisa secepatnya dilakukan pemblokiran terhadap situs itu. Sebab, kata dia, konten di dalamnya cenderung menghasut dan menebarkan kebencian. Bahkan Noto memberikan salah satu judul berita yang dinilai tak memenuhi unsur jurnalistik.

Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax

"Dalam berita ini judulnya menggunakan kata 'merengek' yang jelas tidak estetik dan isinya bahkan tidak nyambung dengan judul," ujar Noto.

Selain itu, Wakil Ketua Media Center Anies Sandi, Naufal Firman Yusak, mengatakan langkah itu merupakan langkah yang kedua, setelah sebelumnya telah melaporkan ke Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo).

"Sebelumnya sudah ke Kominfo, tapi enggak bisa diblokir karena mereka membalas surat dari Kominfo dan menyatakan portal berita mereka adalah produk jurnalistik," ucap Naufal.

Pihak situs Gerilyapolitik juga meminta dilakukan mediasi. Namun, menurut Naufal, langkah itu tidak jelas karena setelah ditelusuri tidak ada susunan redaksi bahkan alamat kantor yang jelas.

"Ternyata mereka enggak punya struktur redaksi bahkan reporter. Maka dari itu kami menantang pihak dari Gerilyapolitik.com untuk menunjukkan diri dan bertanggung jawab," ujar Naufal.

Naufal menambahkan, jika Dewan Pers menyatakan situs Gerilyapolitik bukan produk jurnalistik, Kominfo memastikan akan memblokir situs tersebut. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya