Ahok-Djarot Kebut Pembangunan Sebelum Lepas Jabatan

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat akan secepatnya menuntaskan berbagai program kerja yang telah direncanakan menjelang berakhirnya masa jabatannya.

2 Alasan PDIP Jagokan Ahok Kembali Pimpin Jakarta 2024

Di sisa waktu enam bulan sebelum melepas kursi jabatan, Ahok dan Djarot akan mengebut pelaksanaan sejumlah proyek penting seperti pembangunan arena olahraga Asian Games dan program di unit-unit kerja yang berada di bawah Badan Usaha Milik Daerah. 

"Banyak misalnya tugas untuk Asian Games 2018 kita mau beresin. Terus soal pelatihan orang dapat sertifikat untuk jadi tukang genteng, semen (pasukan merah) kita bisa kasih sertifikat," kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 20 April 2017. 

Ayu Thalia Tunjukan Bukti Memar Kaki Diduga Dianiaya Nicholas Sean

Selain program infrastruktur, Ahok pun berencana  mengalihkan pengelolaan halte dan terminal kepada BUMD PT Transportasi Jakarta (TransJakarta). Rencana itu, kata Ahok, agar perusahaan pelat merah ini bisa mandiri mengurusi masalah transportasi terpadu di Jakarta. 

"Semua halte terminal kita serahkan pada TransJakarta, dengan syarat TransJakarta ke depan harus bisa mendapatkan Rp2 triliun penghasilan. Jadi dia subsidi untuk TransJakarta berkurang nanti. Harusnya kalau sekarang enggak bayar lagi TransJakarta kita," ujarnya. 

Jawaban Tegas Ahok Soal Stop Kartu Kredit Pertamina Limit Rp30 M

Ahok mengatakan, BUMD saat ini diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi daerah dan tidak terus disubsidi Pemerintah Provinsi DKI. Sejumlah infrastruktur megah seperti Terminal Pulogebang, juga diinginkan untuk mengelola tempat itu yang terintegrasi dengan kawasan pertokoan. 

"Termasuk kerjasama WIKA untuk bangun apartemen di atas depo LRT dan MRT. Nanti bayarnya dibeli PNS. Jadi dia enggak boleh ambil keuntungan properti dia ambil keuntungan kontraktor. PNS mampu cicil karena gajinya Rp13 juta lebih. Hal itu yang mau kita kejar sih," ujarnya. 

Senada dengan Ahok, Djarot pun mengungkapkan keinginannya mengejar sejumlah pekerjaan sebelum meninggalkan Balai Kota. 

"Kemudian pembuatan trotoar dan infrastruktur perkotaan itu tetap menjadi fokus termasuk normalisasi sungai. Sedangkan program-program yang kemasyarakatan seperti bedah rumah, Kartu Jakarta Lansia itu tetap akan kita verifikasi untuk bisa berikan pelayanan kepada lansia yang tidak mampu," ujar Djarot.

Djarot berharap, jika nantinya keputusan KPU menyatakan pasangan petahana ini kalah, pemimpin selanjutnya dapat meneruskan program-program yang ditujukan untuk rakyat kecil. 

Ahok dan Djarot resmi melepas jabatannya pada Oktober 2017. Keduanya berpotensi besar tak bisa melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin Jakarta, karena diprediksi tak mampu meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya