- VIVAnews/Rizki Aulia Rachman
VIVA.co.id – Pelaku penabrak sekelompok orang di Jalan Benyamin Suaeb, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu 18 Juni 2017 kemarin belum dapat diketahui identitasnya. Sempat beredar kabar bahwa ada keterlibatan oknum TNI dalam peristiwa tersebut. Namun hal ini masih belum dapat dibuktikan.
Dandim 0501 Jakarta Pusat, Kolonel Inf M Zamroni menyatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan oknum TNI atas kejadian tabrakan maut tersebut. Zamroni menyatakan, peristiwa tersebut selalu dikaitkan dengan pihak TNI, padahal mereka masih menyelidiki kasus yang menewaskan satu orang tersebut.
"Belum ada indikasi itu. Jadi kan banyak sekali dari orang-orang yang membuat arahan supaya itu menjadi anggota TNI yang terlibat. Bukan, (pihak) kami ada korban. Ada mobil Ayla segala macam masih penyelidikan. Dari pihak kepolisian juga belum ada indikasi itu. Saya yakinkan informasi itu dalam tahap pendalaman," kata Zamroni di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa 20 Juni 2017
Menurut Zamroni, justru pihaknya lah yang dirugikan akibat peristiwa penusukan yang terjadi sebelum tabrakan maut tersebut. Ia juga menampik tudingan bahwa kejadian tabrakan maut itu dilakukan secara sengaja dengan motif balas dendam.
"Anggota kami ada korban. Bukan (balas dendam), itukan warga masyarakat kami juga. Seperti itu, enggak ada, kami enggak ada balas dendam. Yang kami lakukan adalah supaya bersama seperti tadi malam (operasi cipta kondisi), kami bersama kepolisian skala besar. Karena kami melibatkan banyak, 150 orang membackup itu," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seorang pemuda bernama Adrian Dwi Nanda (18), seorang warga Jalan Karang Anyar Utara nomor 31 RT 010/010, Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, tewas setelah ditabrak seseorang yang disinyalir berasal dari oknum TNI, pada jam 03.30 di Jalan Benyamin Suaeb, Kemayoran, tepatnya di dekat patung ondel-ondel.
Kejadian tersebut diduga dipicu lantaran seorang anggota TNI yang bernama Prada Ananda ditusuk setelah menegur kelompok yang meneriaki rombongannya, saat duduk-duduk di sekitar Patung ondel-ondel.