Curahan Hati Ibu dan Kakak SPG yang Dibunuh Driver GrabBike

Dini Oktaviani semasa hidup.
Sumber :
  • foe

VIVA.co.id – Gandaria, ibunda dari sales promotion girl (SPG) produk kecantikan bernama Dini Oktaviani yang tewas dibunuh sopir ojek online GrabBike, Peri alias PS, mengaku tak pernah mendapatkan firasat aneh perihal kematian putrinya itu.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Ia masih tak percaya, anak bungsu dari delapan bersaudara itu telah tiada. Sebab, Gandaria belum lama ini masih bertemu dengan Dini, seperti saat perayaan Hari Raya Idul Adha dan pada tanggal 1 September 2017.

Saat itu, dia bersama dengan Dini dan anak-anaknya yang lain sempat bakar sate bersama di salah satu rumah anaknya yang berada di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. 

Viral Curhat Penumpang Dipaksa Transfer Uang Rp100 Juta oleh Driver Taksi Online

"Tidak ada firasat, tiba-tiba anak saya yang baik itu dikabarkan dibunuh," ucapnya di Markas Polda Metro Jaya, Jumat, 22 September 2017. 

Gandaria meminta pihak kepolisian menghukum pelaku seberat mungkin atas pembunuhan itu. Dirinya masih tidak terima anaknya harus berpulang dengan cara demikian.

Rencana Merger dengan Gojek dan Grab Bakal Terealisasi? GOTO Buka Suara

"Saya sangat sakit hati dan terpukul," kata dia.

Sementara itu, salah satu kakak kandung Dini, Farah menambahkan, keluarga mereka sama sekali tidak mengenal pelaku. Meski begitu, adiknya itu memang pernah bercerita jika ia sering menggunakan jasa ojek online untuk kebutuhan berjualan.

Farah menegaskan adiknya tidak bekerja sebagai seorang SPG, melainkan memang memiliki toko kosmetik online. Jasa ojek online kerap digunakan adiknya untuk mengantar barang jualannya.

"Memang dia tuh suka suruh (ojek online) untuk ambil barang di Pasar Pagi Mangga Dua, dan Asemka. Sering suruh ojek. Saya kira memang dia nyuruh ojek untuk ambil-ambil barang kayak begitu," ujar Farah.

Peri menghabisi nyawa Dini pada 13 September 2017 di Apartemen Laguna tower B cokelat, lantai 21 Nomor 19, Pluit, Jakarta Utara. Peri datang ke tempat korban atas permintaannya. 

Saat itu korban ingin meminta bantuan dari Peri untuk mencarikan rentenir, sebab korban ingin meminjam uang.

Hanya beberapa saat berbincang, Peri lalu menyerang korban hingga tewas dan membiarkan jasad korban berada di dalam kamar apartemennya. Jasad Dini baru ditemukan sepekan kemudian, tepatnya pada Selasa, 19 September 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya