Keluh Kesah Warga Antre E-KTP di TMII

Ilustrasi antre.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Kementerian Dalam Negeri membuka stan pengambilan dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP di Taman Mini Indonesia Indah. Dari pantauan VIVA.co.id, ribuan warga memadati stan tersebut.

Polisi Ungkap Temuan Usai Periksa Penyelenggara Kegiatan di TMII yang Diduga Digagas HTI

Pengambilan e-KTP diatur berdasarkan abjad nama warga. Sayang, tak ada sekat yang mengatur antrean. Suasana pun penuh sesak. Sementara, banyak juga warga yang membawa anak kecil dan tak lagi muda.

Warga Cakung, Jakarta Timur, Supardi (47) sudah datang mengantre sejak pukul 07.00 WIB untuk mengambil e-KTP. Ia mengaku kecewa, lantaran panitia baru datang pukul 10.00 WIB.

Menag Yaqut Buka Suara Soal HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII

"Datang panitia jam 10.00. Itulah namanya janji, orang Indonesia," kata Supardi saat ditemui di stan Kemendagri TMII, Jakarta, Minggu 22 Oktober 2017.

Ia membuat e-KTP di TMII, lantaran KTP lama miliknya hilang. Ia telah mengurus ke kelurahan, tapi harus menunggu enam bulan lantaran diberi alasan blangko kosong.

HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII, Polisi Akan Periksa Panitia Penyelenggara Acara

"Saya tahu dari internet ada pembuatan gratis di TMII. Tapi pelayanan kurang bagus. Pengambilan enggak teratur. Dibikin begini rakyat kasihan. Ada yang bawa anak kecil," kata Supardi.

Ia mengatakan, sebaiknya pelayanan ini dibuat saja di kelurahan masing-masing. Sebab, pembuatannya untuk seluruh warga Jabodetabek.

"Saya dari rumah setengah enam. Saya kritik DPR, jangan sekali-kali korupsi. Itu akibat korupsi. Rakyat sengsara. Kalau benar (kerjanya), kan rakyat bisa diurus," tuturnya.

Senada dengan Supardi, warga Cililitan, Siti Halimah (37) mengatakan telah antre sejak 08.30 WIB. Ia sengaja datang ke TMII lantaran KTP yang ia urus di kelurahan tak kunjung jadi.

"Tiap bulan datang, konfirmasi, blanko cuma datang 20. Saya tahu info ini dari teman, dari medsos," kata Siti.

Saat ditanya soal pelayanannya, menurutnya petugas Kemendagri dan keamanan perlu ditambah. Lalu, antrean juga perlu diberi sekat. Sebab, tidak sedikit warga yang menyerobot.

"Perlu ditambah krunya. Lokasi jangan di tempat wisata. Orang dua kali bayar karcis. Misalnya di Kemedagri atau instansi pemerintah. Per wilayah. Minimal per Dukcapil. Penuh perjuangan ambilnya, mandi keringat," ujar Siti.

Warga Pondok Gede, Ricky Reynaldi (18) mengatakan, selama pengambilan e-KTP pelayanannya kurang tertib. Sebab, warga harus berdesakan. Apalagi, di dalam stan tak diberi pendingin ruangan atau minimal kipas angin.

"Pas di tengah panas. Lalu harusnya diberi pembatas. Jadi orang pada bingung ini apa. Fasilitasnya dibuat yang lebih baik," kata Ricky.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya