Polisi Ditantang Ungkap Akun @digembok

Para penyebar sindikat hoax di Jawa Timur diringkus beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Aparat kepolisian diminta tegas dan tak tebang pilih dalam mengungkap kasus penebar hoaks. Aktivis muda Muhammadiyah Mustafa Nahrawardaya mengatakan polisi belum adil karena masih ada pihak yang jelas memproduksi hoax belum ditangkap.

Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya

Mustafa juga tak setuju bila seolah-olah akun penebar hoaks mulai ramai di Pilpres 2018. Bagi dia, akun hoaks sudah ada sejak menjelang Pilkada DKI. Salah satunya keberadaan akun Twitter @digembok.

"Pak polisi kalau mau mempelajari ini sejak pilkada DKI bukan pilpres 2014, inilah produsen hoaks paling besar @digembok ini. Ini berdiri 2011. Satu tahun sebelum pilkada DKI yang Pak Jokowi-Ahok. Inilah produsennya," kata Mustafa dalam acara Indonesia Lawyer Club tvOne, Selasa malam, 6 Maret 2018.

Tanggapi Berita Hoax, Depe: Setiap yang Viral, di Situ Ada Dewi Perssik!

Dia merasa heran bila polisi tak mengusut kasus pemilik akun @digembok. Ia pun meragukan kelanjutan pengusutannya bila ada yang melapor @digembok ke polisi.

"Ini bagaimana prosedurnya, apakah kita lapor di Mabes Polri. Namanya jelas, @digembok. Ini produksi meme, hujatan, luar biasa tiap hari di sosmed. @digembok namanya. Orangnya mungkin nonton ini. Dia bangga, karena enggak pernah ditangkap," tutur Mustafa.

Dikabarkan Meninggal Dunia, Gilang Dirga Tak Marah, Kenapa?

Kemudian, Mustafa juga meminta polisi mengusut akun @mustafanahra. Ia mengatakan akun ini merupakan miliknya. Namun, ada pihak yang meretasnya untuk dipakai menebar hoaks ke sejumlah tokoh negara.

"Mereka menuduh saya Saracen pakai akun saya sendiri. Dan sekarang mereka menghajar Pak Prabowo, menghajar mantan Panglima TNI, pakai akun saya, @mustofanahra. Apakah saya perlu lapor juga?' tuturnya.

Lalu, ia juga menyinggung keberadaan akun @joxzin_jogja. Menurutnya, polisi ini sebenarnya bisa diungkap. Kata dia, akun ini pernah menuding tokoh seperti mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin.

"Ini yang tergampang. Ini menulis Pak Din Syamsuddin mendanai ISIS. Coba bayangkan. Sekarang jadi utusan presiden dialog antar agama dan peradaban. Bagaimana? Take down dong akun-akun ini. Tiga saja. Kalau yang tiga ini mampu, nanti ribuan akun saya ungkap. Tiga saja dulu," tuturnya.

Bibit MCA

Mustafa menekankan untuk memberantas hoaks diperlukan peran dari semua pihak yang dimulai dari hulu. Ia menekankan data hoaks menurun versi kepolisian karena memang sumbernya seperti kasus penistaan agama sudah ditahan yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Penyebabnya apa, karena Ahok sudah masuk penjara. Jadi mohon maaf sekali, sumber masalahnya sudah ditahan. Kalau sumber masalahnya ini tidak ditahan, itu naik terus. Karena sejarah ini dari situ," kata Mustafa.

Ia pun menyinggung pernah ada akun Jasmev. Kata dia, akun ini yang menyerang dan mengaduk-aduk dunia maya.

"Kalau tidak ada Jasmev ini, tidak ada MCA. Bibit-bibitnya. Silakan menggugat, silakan. Wong saya kenal orangnya," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya