Asal Muasal Pertemuan Jokowi dengan Alumni 212

Presiden Jokowi saat menemui peserta Aksi Bela Islam III atau Aksi Damai 212.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Persaudaraan Alumni (PA) 212 menegaskan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo membicarakan masalah kasus kriminalisasi terhadap ulama dan alumni 212, bukan urusan politik. Lalu siapa yang menginisiasi pertemuan ini?

Cerita Warga Hadiri Open House Jokowi: Motoran ke Istana dari Jam 1 Pagi, dan Boyong Sekeluarga

Ketum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam mengatakan pertemuan PA 212 dengan Jokowi sudah lama direncanakan. Rencana pertemuan, menurutnya, berawal dari rapat rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia pada 21 Februari. Saat itu digelar pertemuan yang membahas prosedur kepulangan Rizieq agar aman dan tertib.

"Maka kita sepakat perlu segera memberi penjelasan utuh kepada Bapak Presiden tentang masalah kriminalisasi dan kita ulama mendapat persetujuan Habib Rizieq di Mekah untuk bisa menemui Bapak Presiden," kata Usamah dalam konfrensi pers di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu 25 April 2018.

Soal Megawati Apakah ke Open House Presiden Jokowi, PDIP Jawab Begini

Usamah saat itu diberi amanat tim untuk menghubungi Istana. Namun pertemuan tak kunjung terlaksana karena sejumlah kesibukan Presiden.

Diminta Datang

Open House di Istana, Warga Rela Antri Sejak Jam 6 Pagi Agar Ketemu Jokowi

Komunikasi dengan pihak Istana berlanjut hingga akhirnya pada 19 April, Usamah diminta datang ke Istana untuk bertemu dengan Jokowi. Dalam pertemuan empat mata itu muncul topik bahasan rencana pertemuan Tim 11 dengan Jokowi.

"Presiden menanyakan Pak Usamah rencana pertemuan Tim 11 apa kontennya. Saya bilang tunggal Pak Presiden, pertama selain silaturahmi, kedua bagaimana agar kriminalisasi ulama dihentikan. Saya menyampaikan pertemuan ini penting agar miskomunikasi Presiden dan ulama bisa cair, penting untuk upaya menghentikan kriminalisasi karena penanggung jawab negara tertinggi Presiden RI," katanya.

Usamah saat itu menekankan soal bagaimana Presiden menyikapi permasalahan terhadap ulama. Jokowi saat itu menyatakan akan membahas lebih dulu rencana pertemuan dengan tim kecil.

"Malam hari saya dapat kontak dari Istana, disiapkan waktu hari Minggu. Tadinya kita mengharapkan Salat Subuh berjemaah, tapi Presiden karena ada kesibukan lain, maka dilakukan di Istana Bogor kita minta salat zuhur berjemaah," katanya.

Dengan tegas, ia pun menyatakan bahwa pertemuan ini adalah kesepakatan bersama. "Jadi tidak ada yang mengundang dan diundang. Jadi karena ini kesepakatan saja," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya