Universitas Pancasila Akui Tak Steril dari Paham Radikal

Sejumlah pejabat Universitas Pancasila dalam konferensi pers di kampus itu pada Rabu, 16 Mei 2018.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Universitas Pancasila di Jakarta mengakui bahwa kampusnya tak bebas dari kelompok militan dan paham radikal-ekstrem. Namun kampus itu telah berusaha mengantisipasinya dengan berbagai pendekatan lunak untuk menghindari paparan radikalisme di kalangan civitas academica.

On This Day: Teror Bom Surabaya Bikin Persebaya Geram

“Pemetaan telah kami lakukan, tapi tidak terbuka, sebab kami menyadari gerakan-gerakan mereka itu tidak terbuka, halus, maka kami bekerja sama dengan Kepolisian dan bertukar informasi. Ini semacam antisipasi atau deteksi dini untuk mencegah penyebaran radikalisme di kampus,” kata Rektor Universitas Pancasila, Profesor Wahono Sumaryono, dalam konferensi pers di kampusnya pada Rabu, 16 Mei 2018.

Berdasarkan hasil pemetaan sementara, otoritas kampus belum menemukan indikasi mahasiswa maupun dosen yang terlibat dalam kelompok teror. “Secara mutlak kami tidak berani mengatakan steril, namun sejauh ini belum ada indikasi ke arah sana (terorisme)."

VIDEO: Ungkapan Getir Polisi Korban Bom Surabaya soal WNI Eks ISIS

"Memang, katanya, "sepengetahuan kami gerakan-gerakan seperti itu sudah masuk ke mana-mana, namun kami terus berupaya melakukan deteksi dini.”

Kutuk terorisme

VIDEO: Korban Cacat akibat Bom Surabaya Tak Rela Eks ISIS Dipulangkan

Wahono mewakili Universitas Pancasila menyampaikan keprihatinan yang sangat serius sekaligus duka cita kepada seluruh korban aksi teroris di Markas Komando Brimob Depok, Surabaya, dan Sidoarjo serta yang terbaru di Pekanbaru, Riau.

Universitas Pancasila mendukung pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengambil langkah dan/atau tindakan tegas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyelesaikan atau mengungkap aksi teroris secara tuntas agar tidak terulang kembali.

“Kami juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu dan bersama-sama melawan aksi teroris, radikalisme, serta upaya pihak lain yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya