Kaum Syattariyah Baru Puasa Hari Ini

Ratusan warga jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat melaksanakan salat Idul Adha pada Kamis pagi, 31 Agustus 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA – Jemaah Tarekat Syattariyah di Sumatra Barat, baru memulai puasa pada hari ini, Jumat 18 Mei 2018. Bagi kaum penganut tarekat itu, 1 Ramadan 1439 Hijriah, sebenarnya adalah hari ini, bukan kemarin sebagaimana umum umat Islam di Indonesia berpuasa.

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Gelar Salat Idul Adha Hari Ini

Dasar kaum Syattariyah, ialah metode perhitungan astronomis atau hisab dan rukyatul hilal atau pengamatan hilal (bulan baru).

Berdasarkan salah satu metode, yaitu hisab takwim qamsyiah, dihitung dari huruf tahun dan dijumlahkan dengan huruf bulan. Setelah itu, diperkuat dengan rukyatul hilal, yang menurut istilah setempat disebut maniliak bulan, di pantai Ulakan, Padang Pariaman, petang kemarin.

Tarekat Naqsabandiyah Sumut Tetapkan Idul Fitri pada 12 Mei 2021

"Kita juga sudah informasikan ke jemaah lain, yang ada di sejumlah wilayah di Sumatra Barat, bahwa penetapan 1 Ramadan adalah hari ini," kata Tuanku Ali Imran, pemuka jemaah Tarekat Syattariyah, pada Jumat.

Metode hisab takwim qamsyiah, Tuanku Ali menjelaskan, didapatkan dari guru tarekat ternama dan tokoh penyebar Islam di Minangkabau, asal Padang Pariaman, yakni Syekh Burhanuddin. Walau ada perbedaan dalam penentuan 1 Ramadan, Tuanku Ali mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak mempersoalkannya.

Hari Ini, ‎Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah Mulai Puasa

Lain hal dengan Tarekat Naqsabandiyah Sumatra Barat. Mereka mulai berpuasa Ramadan pada Selasa lalu, 15 Mei 2018. Itu, artinya dua hari lebih cepat dari tanggal yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tarekat Naqsabandiyah menetapkan 1 Ramadan berdasarkan perhitungan hisab yang berpedoman dengan Alquran surat Albaqarah ayat 183, 184, dan 185.

Juga metode hisab berdasarkan malam, saat Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Rasulullah hijrah pada Rabu petang dan malam Kamis. Artinya, satu hari puasa dihitung berdasarkan malam Nabi hijrah dan perhitungannya setiap tahun hijriah puasa digenapkan hingga 30 hari. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya