Jamaah Naqsabandiyah Awali Takbiran Sambut Idul Fitri

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah melaksanakan takbiran menyambut Idul Fitri di Masjid Baitul Makmur, Kota Padang, Sumatra Barat, pada Selasa, 12 Juni 2018.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Ratusan anggota jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat melaksanakan takbiran sebagai tanda menutup Ramadan dan menyambut Idul Fitri. Mereka mengumandangkan takbir setelah salat isya pada Selasa malam, 12 Juni 2018.

4 Potret Adem Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri setelah Mualaf

Kegiatan takbiran dipusatkan di Masjid Baitul Makmur, Kelurahan Binuang Kampung Dalam, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Mereka pun menyambut Idul Fitri ini dengan suka cita.

Masjid Baitul Makmur ialah salah satu pusat rumah ibadah bagi jemaah Tarekat Naqsabandiyah. Jamaah yang datang tidak dari Kota Padang namun juga dari beberapa daerah di Sumatra Barat. 

Alasan Untung Cahyono Ungkit Pemilu Curang di Khutbah Id: Jamaah Pulang Mungkin Kebelet Pipis

Buya Syafri Malin Mudo, imam besar jemaah Tarekat Naqsabandiyah, khusuk memimpin takbiran. Jemaahnya pun tak kalah khusuk melantunkan kalimat takbir dan tahmid. "Malam ini kita takbiran, besok kita juga melaksanakan salat Idul Fitri," katanya.

Metode penetapan Idul Fitri bagi Naqsabandiyah, Buya Syafri, dari tahun ke tahun tetap sama. Namun yang membedakan adalah hari dan tanggalnya. Penetapan 1 Syawal ditetapkan berdasarkan perhitungan dengan menghitung malam. Penghitungan hari dengan kalender hisab munjid.

Untung Cahyono, Penceramah Salat Id yang Materinya Singgung Politik hingga Bikin Jemaah Bubar

"Kemarin kita memulai satu Ramadan 1439 Hijriah pada 14 Mei 2018. Puasa kita 30 hari, maka dari itu, besok kita laksanakan salat Idul Fitri," katanya.

Sesuai dengan tradisi, usai salat Idul Fitri, jemaah dan tokoh agama bersilaturahmi dan saling bermaafan. Selain itu juga akan menikmati hidangan kue Lebaran bersama di dalam musala. Seluruh makanan dan minuman yang disajikan ialah bawaan dari jemaah sendiri.

Buya Syafri berharap, walau ada perbedaan dalam penetapan Ramadan maupun Syawal, haruslah dimaklumi. Sebab bagaimana pun perbedaan bukanlah alasan untuk menjadi pecah; umat Islam tetap bersatu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya