'Spiderman' Difabel Taklukkan Gedung Tinggi

VIVAnews - Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit bagi Sabar (41) seorang penyandang cacat (difabel) untuk memanjat gedung apartemen Solo Paragon setinggi 96 meter atau 25 lantai.

Waktu 45 menit itu menjadi target pemanjat dinding asal Solo dengan kondisi fisik hanya satu kaki itu.

Aksi itu khusus dipersembahkan sebagai kebanggaan kaum difabel di Solo, dalam peringatan hari difabel sedunia Kamis 3 Desember 2009. Dia optimistis, waktu 45 menit itu lebih cepat dari yang ditentukan sebelumnya sekitar dua jam.

Sehari sebelum melakukan aksi layaknya 'Spiderman' itu, Sabar bersama timnya sudah menyiapkan pemasangan peralatan di gedung Solo Paragon. Bahkan, dua jam sebelum aksi itu, Sabar menyempatkan diri untuk menggelar konferensi pers di kantor pemasaran Solo Paragon.

"Aksi dimulai pukul 13.30 WIB hingga 14.30 WIB," kata Sabar.

Sabar merupakan seorang difabel asal Solo yang kehilangan kaki kanannya pada sebuah kecelakaan kereta api pada 1989. Saat itu, dia jatuh dari kereta api yang menyebabkan kaki kanannya terpaksa diamputasi untuk menyelamatkan jiwanya.

Bukannya kehilangan kepercayaan diri, dengan kondisi fisik yang kurang sempurna itu, Sabar justru bangkit dan mengalahkan orang-orang yang kondisinya normal. Dengan satu kaki yang dimilikinya, beragam prestasi di bidang panjat tebing dia raih.

Tidak tanggung-tanggung, aksinya telah melalang buana di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Pada 1986-1987, Sabar berhasil mendaki sejumlah gunung tertinggi di Jawa dan Sumbawa. ”Banyak, ada Semeru, Rinjani, Sumbing, Sindoro, Lawu, Slamet, Merapi, Gunung Gede dan lainnya,” ujar dia.

Selain itu, dia berhasil berkeliling Solo-Bali dengan mengayuh sepeda. Karena prestasinya itu, dia juga pernah dipercaya sebagai juri kejuaraan panjat tebing Nasional di Jawa Tengah dan Pekan Olah Raga Nasional (PON) di Jawa Timur pada 1999.

”Kalau yang untuk bersepeda saya membutuhkan waktu dua minggu,” ujarnya.

Di ajang internasional, Sabar juga tercatat sebagai peserta eksibisi pemanjat tebing difabel se-Asia Tenggara di Jakarta pada 2006. Dan prestasi yang terbaru yakni, dia mengikuti Sport Asian Championship in Chuncheon, Korea pada 2009.

”Di Korea, saya mendapat medali emas,” tuturnya.

Untuk menaklukkan Solo Paragon, baginya hanya persoalan kecil. Karena, beberapa hari sebelumnya dia telah menjalani latihan memanjat dinding setinggi 100 meter dengan catatan waktu 30 menit.

”Di atas  gedung Solo Paragon nanti, saya akan menarik kain bertuliskan peringatan hari penyandang cacat sedunia. Dan bendera bertuliskan ‘Difabel Memberi Bukti’,” kata dia.

Untuk kehidupan kesehariannya, Sabar mengaku justru dikagumi banyak orang. Kondisi ini berbeda dengan apa yang dialami para kaum difabel lainnya yang cenderung mengalami pelecehan dan diskriminasi.

”Saya enjoy saja, menikmati hari-hari saya di rumah dan di mana pun,” ujar dia.

Laporan: Fajar Sodiq l Solo

Menteri AHY Janjikan Ini soal Pengadaan Lahan untuk Proyek Strategis Nasional

arinto.wibowo@vivanews.com

KPK Tahan 15 Tersangka Kasus Pungli Rutan Sendiri, Salah Satunya Karutan

ICW Soroti Kasus Pungli di Rutan KPK: Betapa Bobroknya Lembaga Antirasuah Itu

KPK menetapkan sebanyak 15 orang menjadi tersangka kasus pungli di rutan KPK. Salah satunya kepala rutan.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024