Dosen UGM Temukan Alat Terapi Hidrosefalus

VIVAnews -- Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UGM, P. Sudiharto, salah satu dari dua orang peraih Anugerah Hamengku Buwono IX 2009, merupakan penemu alat terapi untuk penderita hidrosefalus. Alat temuannya dikenal dengan nama sistem pirau katup semilunar.

Alat yang baru dipatenkan pada September 2009 ini telah dikembangkan Sudiharto sejak 1978 dan hingga kini telah dipasang kurang lebih pada 7.000 pasien hidrosefalus. Para pasien tersebut mempunyai berbagai macam penyebab dan beragam usia, mulai dari bayi berumur 11 hari sampai dengan orang tua berusia 65 tahun.

"Salah satu pasien yang saya pasang dari umur 3 bulan, kini sudah umur 15 tahun. Dia sudah duduk kelas 3 SMP di Yogyakarta, cukup beprestasi, rangking 10 di kelas," kata Sudiharto kepada wartawan, Senin (21/12), di Ruang Eksekutif, Kantor KPTU FK UGM lantai II.

Pria kelahiran Bandung, 14 Oktober 1941 ini mengatakan penggunaan sistem katup semilunar buatannya bermanfaat dan sangat membantu kalangan masyarakat menengah ke bawah. ''Harganya yang berkisar 1,5-1,7 juta rupiah tentu jauh lebih terjangkau daripada alat buatan impor bisa mencapai 40 juta rupiah,'' tambahnya.

Di samping itu, desain alat buatannya juga dapat disesuaikan dengan umur dan jenis penyakit pasien. Bahkan, ketahanan sistem pirau dapat mencapai lebih dari 25 tahun. Kebanyakan pasien yang telah memanfaatkan alat terapi ini berasal dari Yogyakarta, Purwokerto, Tangerang, Semarang, Bogor, dan Medan.

Selain penderita hidrosefalus, alat ini juga dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan oleh pasien penyakit stroke, trauma kepala akibat kecelakaan, tumor otak, dan radang otak atau meningitis yang memiliki gejala sama. Pompa yang dipasang di dalam otak melalui bedah saraf mampu mengurangi cairan otak hingga setengah volume awal.

"Katup semilunar ini pernah dipasang kepada orang dewasa, seorang profesor sudah saya pasang alat ini," tambah Sudiharto sambil menyinggung bahwa hidrosefalus juga dapat menyerang orang dewasa.

Dekan FK UGM, Ali Ghufron Mukti, mengatakan hasil karya staf pengajar FK UGM ini sangat membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. "Sangat membantu sekali. Indonesia masih tergantung dengan teknologi luar. Jika anak bangsa diberi kesempatan lebih besar untuk berkontribusi bagi masyarakat lebih luas, saya kira pasti bisa," ujarnya.

Ghufron juga menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Sudiharto menerima Anugerah Hamengku Buwono IX. Prestasi itu diharapkan dapat menginspirasi staf lain untuk melakukan hal serupa.

Sementara itu, Prof. Suhardjo menyebutkan hasil temuan Sudiharto merupakan teknologi kesehatan modern yang bersifat humanistik. "Teknologi tinggi dan membantu masyarakat yang kebanyakan tidak punya uang," katanya.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Bayern Munich vs Arsenal di Liga Champions
Qatar vs Timnas Indonesia U-23

Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia

Timnas Indonesia U-23 diminta melupakan kekalahan saat melawan Timnas Qatar U-23. Garuda Muda takluk 0-2 dari tuan rumah di Jassim Bin Hamad Stadium, Senin 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024