Fasilitas Mewah untuk Artalyta

Satgas Tak Campuri Persoalan Copot-Mencopot

VIVAnews - Satuan Tugas (Satgas) Mafia Pemberantasan Mafia Hukum tidak mempersoalkan siapa yang dicopot untuk mempertanggungjawabkan fasilitas mewah untuk sejumlah tahanan di Rumah Tahanan Pondok Bambu.

Demikian dikatakan Ketua Satgas Kuntoro Mangkusubroto di istana Wakil Presiden, Rabu 20 Januari 2010. Hal ini menanggapi pernyataan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar terkait desakan untuk mencopot Direktur Jenderal Pemasyarakatan Untung Sugiyono. Patrialis menolak untuk mencopot Untung, karena dia menilai bawahannya itu bagus.

"Tidak ada masalah itu," kata Kuntoro kepada wartawan. Dia menilai urusan pertanggungjawaban fasilitas itu sudah menjadi urusan internal Departemen Hukum dan HAM.

Satgas, kata dia, tidak mau mencampuri proses internal yang sedang berlangsung di lembaga itu.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka

Desakan meminta Untung mundur berawal dari temuan Satgas dalam inspeksi mendadak, beberapa waktu lalu ke Rutan Pondok Bambu. Satgas menemukan beberapa tahanan yang mendapat fasilitas lebih dibanding tahanan lain, salah satunya penyuap jaksa Artalyta Suryani.

Artalyta dan tahanan khusus lainnya mendapat ruang yang lebih besar, terpisah dari sel tahanan biasa, telvisi flat, kulkas, pendingin ruangan alias AC, meja kantor. Bahkan di salah satu tahanan, Satgas menemukan ruang khusus karaoke.

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

Dalam masalah ini, Menteri hanya mencopot Kepala Rutan Pondok Bambu Sarju Wibowo.

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024