VIVAnews - Kasus penyimpangan seksual seperti sodomi yang dialami anak jalanan ternyata bukan hal biasa. Di kalangan anak jalanan, 'kegiatan' itu kerap berlangsung.
"Hampir di setiap kantung-kantung anak jalanan itu pasti ada kasus seperti ini," kata Jhon Sihombing, pemerhati anak jalanan dalam jumpa pers bersama LBH Jakarta, Kamis 21 Januari 2010.
Selama enam tahun sampai dengan saat ini, Jhon masih bergumul dengan anak-anak jalan. Terutama dengan anak-anak jalanan yang tiap hari berada di jalur KRL (kereta api listrik) rute Jabodetabek.
Menurut Jhon, anak-anak jalanan itu memiliki sifat yang terbuka. Mereka pun tidak akan menutup-nutupi siapa pelaku sodomi di antara mereka.
"Bahkan sesama temannya sendiri juga sering terjadi. Kasus ini bukan kasus yang asing di kalangan anak-anak jalanan. Banyak pengakuan mereka," ujar Jhon.
Dia menegaskan bahwa pelaku penyimpangan seksual di lingkungan anak jalanan itu juga dilakukan antar-mereka sendiri. "Apa mereka mau ditangkap juga?" tegas dia.
Jhon mengatakan bahwa Babe alias Baekuni, pembunuh berantai dengan penyimpangan seksual itu juga sebenarnya salah satu pemerhati anak jalanan.
"Dia tampung anak-anak jalanan. Tapi ternyata dia punya kelainan seksual dan kami tidak tahu itu," kata dia.
Babe mengaku telah membunuh sebanyak sepuluh anak. Setelah dibunuh, mereka disodomi. Dan di antaranya dibunuh dengan cara mengerikan.
Pembunuhan terhadap dua korban terakhir baru diakui Babe hari ini, Rabu 20 Januari 2010. Mereka anak jalanan bernama Irwan dan Ardi.
Masing-masing diperkirakan berusia di bawah 12 tahun pada waktu dibinasakan.
Irwan dibunuh di Jakarta dan mayatnya dibuang di Purworejo, Jawa Tengah, pada 1995. Ardi juga dihabisi di Jakarta dan jasadnya dibuang di Magelang pada 2004.
ismoko.widjaya@vivanews.com
Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan
Neta, pabrikan mobil listrik asal China, memperkenalkan empat model Neta L di pasar domestiknya. SUV berdesain modern ini menarik perhatian dengan teknologi canggih dan j
