Meski Partai Miskin, SBY: Demokrat Not For Sale

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • Akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono

VIVA – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan partai yang didirikannya itu tidak diperjualbelikan untuk orang luar. Ia menyampaikan demikian karena ada isu kudeta dari luar partai yang berambisi mengambil kursi Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Demokrat Sebut AHY Kader Terbaik, Sinyal Jadi Menteri Lagi di Kabinet Prabowo-Gibran?

SBY menegaskan Demokrat bukan lah partai yang bisa diperjualbelikan demi uang.

“Bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas. Partai Demokrat ‘not for sale’. Partai kami bukan untuk diperjualbelikan,” kata SBY dalam pernyataannya di video yang dikutip pada Kamis, 25 Februari 2021.

SBY Absen di Acara Open House Jokowi, AHY Ungkap Alasannya

Menurut dia, Demokrat memang bukan partai kaya raya dari segi materi. Tapi, kata dia, partai berlambang Mercy ini tidak tergiur dengan uang berapa pun besarnya yang ditawarkan oleh gerakan pengambilalihan kekuasaan (GPK) Demokrat. Dia bilang gerakan ini punya tujuan merebut kepemimpinan parpol yang sah.

“Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah, kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader Demokrat, yang bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah,” ujar mantan Ketua Umum Demokrat ini.

Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Masuk Kabinet, AHY: Ini yang Kami Tunggu 9 Tahun

Padahal, kata dia, semua kader dan pengurus tengah berjuang sekuat tenaga untuk masa depan partai yang cerah. Selain itu, kader partai memiliki perjuangan yang damai, konstitusional dan tidak berniat jahat.

“Ketika di bawah kepemimpinan AHY, dukungan rakyat terhadap Partai Demokrat terus meningkat. Di bawah AHY partai ini makin tegar, makin tegas dan makin berani tampil. Tampil untuk memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat,” jelas Presiden ke-6 RI ini.

Pun, ia mengungkit pengalamannya saat memimpin Indonesia selama dua periode pada 2004-2014. Ia bilang, selama mengemban amanah sebagai Presiden RI ke-6, ia menghormati kedaulatan setiap partai politik.

"Ketika saya mengemban amanah, memimpin Indonesia dulu, saya sungguh menghormati kedaulatan dan kemandirian partai politik," ujar SBY.

Dia menyebut bentuk penghormatan itu dilakukan bukan hanya terhadap parpol dalam koalisi pemerintahan. Namun, dilakukan juga terhadap parpol yang berada di luar pemerintahan atau oposisi.

"Saya bukan hanya menghormati partainya, tetapi juga menghormati pemimpin-pemimpinnya," kata SBY.

Baca Juga: Kritik PD, Max Sopacua: AHY Baru Masuk 2017, Sekarang Jadi Ketum

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya