Diklaim Malaysia, SAU Bangun Museum Angklung

VIVAnews - Klaim negeri jiran Malaysia atas sejumlah budaya Indonesia, termasuk alat musik tradisional sunda, angklung, membuat berbagai upaya dilakukan untuk mendudukkan fakta bahwa angklung merupakan bagian budaya asli Indonesia.

Di Bandung, Saung Angklung Udjo (SAU) berencana mendirikan museum angklung pertama di Indonesia. Museum ini dibangun 2011 mendatang. Konsep yang akan digunakan untuk museum ini adalah eco friendly, sehingga musium ini akan menjadi museum terbaik dan satu-satunya di Indonesia.

"Konsep dari Saung Udjo sendiri adalah ramah lingkungan, sehingga kami pun membuat konsep untuk museum ini yang segala sesuatunya berasal dari alam. Misalnya untuk pencahayaan kami cukup menggunakan matahari saja dan untuk air kami akan menggunakan air hujan," kata Satria Yanuar, Direktur Operasional SAU.

Untuk mematangkan konsep eco friendly tersebut, SAU menggandeng tim arsitek ibu kota. "Untuk bentuk bangunannya kami terinspirasi dengan leuit (lumbung padi)," kata Satria.

Museum berbentuk lumbung padi tersebut akan dibangun tiga tingkat. Lantai pertama akan digunakan untuk menaruh kerajinan-kerajinan dari Jawa Barat dan benda-benda lain yang berkaitan dengan sejarah serta alat musik bambu. Sedangkan lantai dua akan diisi oleh seluruh angklung yang yang ada di Jawa Barat dan Banten serta foto-foto dokumentasi. Lantai tiga akan dijadikan kantor operasional dari museum.

" Kami juga akan berusaha agar museum ini juga dapat menyimpan angklung asal Baduy," kata , Taufik Hidayat Udjo, Direktur Utama SAU.

Dengan adanya museum ini, lanjut Taufik, diharapkan bisa dijadikan bukti nyata bahwa Angklung memang berasal dari Indonesia. Selain itu Taufik mengharapkan kelak museum tersebut akan menjadi tempat penelitian dan tempat untuk menambah ilmu untuk kerajinan dan kesenian Jawa Barat serta alat musik bambu khususnya angklung.

"Museum ini merupakat artefak budaya sunda, dan ini merupakan bentuk tanggung jawab kami terhadap kebudayaan daerah khususnya angklung," tegas Taufik.

Menurut Taufik, baik pemerintah kota dan provinsi sangat mendukung pembuatan museum angklung ini. Sampai saat ini Taufik masih menggodok konsep dari museum dan mengumpulkan dana pembangunan. Taufik sampai saat ini masih mengajak bekerja sama kepada pihak swasta, beberapa fondation-fondation asing seperti fondation uni eropa untuk masalah pendidikan.

"Untuk membuat museum dengan konsep yang luar biasa seperti ini, kami membutuhkan dana sebesar Rp 12 miliar," kata Satria.
Selain masalah dana, lanjutnya, salah satu kendala yang sampai saat ini membuat SAU gamang dalam pembuatan museum ini adalah bentuk dukungan dari masyarakat Indonesia. Menurut Satria, masyarakat Indonesia belum menjadikan museum sebagai suatu kebutuhan.
 
Dalam situs www.musicmall_asia.com disebutkan bahwa angklung berasal dari Malaysia tepatnya berada di kota Johor. Musik angklung merupakan pengiring kesenian kuda kepang.

Klaim angklung budaya Malaysia juga dituangkan dalam situs www.malaysiana.pnm.my. Disebutkan angklung adalah salah satu warisan budaya Malaysia. Di situs ini pengunjung dijelaskan tentang bahan dasar angklung, fungsi, dan cara bermainnya. Diperlihatkan pula foto-foto angklung. Suara angklung juga bisa didengar dengan mengklik gambar speaker yang ada di laman tersebut.
 
Laporan: Melissa Tuanakotta | Bandung

Terekam Pakai Gas Subsidi, Begini Pembelaan Prilly Latuconsina
Realme 12 5G.

Realme 12 5G Bisa Jadi Opsi

Mengadopsi kemampuan fotografi terbaik layaknya kamera profesional, Realme 12 5G diklaim bisa diandalkan untuk mengabadikan setiap momen berharga seperti Idul Fitri.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024