Suara Aneh Ini Terdengar Sebelum Tsunami

Tsunami
Sumber :
  • inmagine.com

VIVAnews – Selain gempa, Indonesia juga diancam bencana tsunami. Trauma bencana tsunami Aceh tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 100 ribu orang, masih jadi trauma.

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB) Hamzah Latief menceritakan, sebelum bencana Aceh terjadi, sangat sulit untuk menjelaskan soal tsunami pada masyarakat. Padahal seperti halnya kerusakan lingkungan dan perang, bencana bisa menghapus sebuah peradaban.

Menurut Hamzah, tsunami di Indonesia terjadi hampir tiap tahun sekali. Ini diperoleh dari rekam data bencana tsunami tahun 1600 hingga tahun 2000. 

Drama 4 Gol Lawan Madura United, Dewa United Jaga Asa Tembus Championship Series

“Namun saat itu yang meninggal ratusan sampai ribuan, masyarakat tidak aware. Tapi saat bencana Aceh terjadi, baru semua orang peduli,” kata dia dalam diskusi bertajuk ‘Kepemimpinan dalam Pengelolaan Bencana. Mencari Formulasi untuk Indonesia’ di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis 24 Juni 2010.

Menurut Hamzah Latief, ada beberapa tanda-tanda tsunami yang bisa dibaca sebelum tsunami makan korban. Ini, kata dia, tanda-tanda yang didapatkan dari penelitian dan berdasarkan pengamatan saksi mata.

Nasib 5 Polisi yang Ditangkap Terkait Narkoba di Depok

“Ada ground shaking atau getaran, penurunan muka air laut, tsunami bore [dinding muka air laut], bau garam kuat karena interaksi dengan atmosfer,” kata dia.

Soal tsunami bore, Hamzah menjelaskan, untuk daerah landai yang sedimennya tergerus tsunami maka dinding air tersebut akan berwarna hitam atau kelabu, sedangkan untuk daerah berkarang maka dinding itu berwarna putih yang dipenuhi oleh busa air laut.

Tak hanya itu, tanda-tanda tsunami juga bisa diketahui dari suara abnormal yang terdengar. Maksudnya?

“Kalau wilayahnya landai suaranya mirip helikopter atau drum, sementara dari wilayah tebing terdengar seperti bom,” jelas dia.

Salah satu contohnya di Pangandaran 2006 lalu. “Penduduk di Pangandaran kota mendengar suara seperti drum, ke timur, di wilayah tebing yang terdengar seperti bom,” tambah dia.

Salah satu tsunami dahsyat yang pernah dialami Indonesia adalah yang dipicu meletusnya Gunung Krakatau 1883. Saat itu, gelombang 35 meter menerjang. “30 ribu orang tewas saat itu. Itu di tahun 1883, apalagi saat ini,” kata Hamzah.

Yang patut disayangkan, kata dia, Indonesia tidak memiliki data-data yang lengkap karena sibuk dalam perang kemerdekaan. Baru sekitar 1970-1980-an data-data mulai dikumpulkan. Padahal, data-data tersebut sangat penting untuk membuat peta hazard kegempaan (seismic hazard) – peta rekahan patahan pasca gempa bumi -- yang bisa jadi petunjuk untuk memperkirakan potensi gempa bumi yang akan datang.

Diungkapkan Hamzah, simulasi tsunami juga dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh dampak tsunami yang kemungkinan terjadi.

“Misalnya, Cilacap, Jawa Tengah, di sana ada infrastruktur yang kritis buat kita. Jika ada tsunami di sana, sesuai simulasi, kita zoom lebih dalam lagi [kilang] Pertamina terendam.  Simulasinya dashsyat sekali pergelakannya,” kata Hamzah.

Demikian juga di Indonesia timur, begitu dahsyat potensi tsunami bahkan bisa menyatukan Laut banda. “Juga Bali, bayangkan bisa terendam sekitar 2,5 meter,” tambah dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya