Menghitung Sisa Nyawa 'Si Raja Hutan' Harimau

Harimau Sumatera
Sumber :
  • satwapunah.info

VIVAnews - Populasi Harimau terus menyusut, hewan ini bahkan nyaris punah. Jumlah Harimau saat ini adalah yang terendah sejak tahun 1900.

Ilmuwan memperingatkan, tindakan penyelamatan darurat untuk dilakukan. Jika tidak, generasi mendatang hanya akan mengenal spesies hewan buas ini dari museum atau bahkan melihat gambarnya di buku atau film.

Organisasi penyelamatan satwa langka, World Wildlife Fund (WWF) Sabtu lalu mengumumkan, populasi Harimau tinggal 3.200, jauh lebih kecil dari sebad lalu yakni 100.000 spesies.

WWF menyerukan pada negara-negara yang masih punya Harimau, seperti China, India, Indonesia, dan Bangladesh -- memenuhi komitmen untuk menyelamatkan sekaligus menambah hewan itu mereka dua kali lipat pada 2022.

WWF juga mendesak penduduk Inggris untuk melakukan tekanan internasional dengan menandatangani petisi online yang berisi sikap 'tidak mau hidup di dunia tanpa Harimau'.

"Tanpa adanya aksi global, kita dalam kondisi bahaya-- terancam kehilangan spesies Harimau selamanya, terutama di beberapa bagian Asia," kata Diane Walkington, dari WWF, seperti dimuat laman Redorbit.

"Jika kehilangan Harimau, kita tak hanya kehilangan predator teratas di dunia, kita akan banyak mengalami kehilangan," tambah dia.

Kampanye perlindungan Harimau bertepatan dengan Tahun Harimau dalam kalender China, yang jatuh pada 2010 dan 2022.

Saat ini delegasi dari 13 negara sedang berkumpul di Bali untuk membahas rencana menambah populasi Harimau. Sementara, pertemuan internasional akan dilaksanakan September 2010 di St Petersburg.

Spesies Harimau menyebar hampir di semua negara Asia, termasuk Turki dan Iran. Namun, nafsu manusia untuk memiliki bulunya yang tebal dan memakan dagingnya, membuatnya sasaran empuk para pemburu.


Di Indonesia, jumlah harimau Sumatera yang asli Indonesia tinggal sekitar 400 ekor. Harimau Jawa terakhir yang dimiliki Indonesia dikabarkan ditembak mati oleh mantan Presiden Soeharto di awal masa kekuasaannya selama 32 tahun. Sedangkan harimau Bali sudah musnah di pertengahan abad 20.

Siapa yang salah? Menurut organisasi perlindungan hewan, World Wildlife Fund (WWF) mengatakan perusakan hutan adalah akar dari permasalahan. Harimau yang terganggu habitatnya mengalami krisis dan marah. Data WWF, sebanyak 12 juta hektar, atau separuhnya,  hutan di Sumatera musnah dalam kurun waktu 22 tahun.
 
Hal yang sama juga dirasakan harimau sumatera dan orang utan di Kalimantan. Mereka adalah korban dari nafsu manusia menjarah hutan dan mengubah hutan menjadi ladang kelapa sawit.

Akibatnya fatal, juga untuk manusia. Harimau mulai menyerang manusia. Padahal, dalam keadaan normal, Harimau Sumatera menjauhi manusia. Kalaupun mereka membunuh manusia, Harimau tak akan menyentuh jasadnya.

Golkar dan Gerindra Sepakat Rekomendasikan Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI

Insiden Harimau memangsa manusia, adalah pertanda. Para Harimau mengalami depresi dan lapar. "Mereka tak punya tempat lagi untuk hidup," kata staf badan konservasi Nurazman Nurdin. (sj)

Kepala Ombudsman Perwakilan Sumbar Yefri Heriani

Ombudsman Minta Pekerja Perusahaan Swasta Berani Melapor soal THR Tidak Dibayar Atau Dicicil

Ombudsman Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mengimbau masyarakat yang bekerja di perusahaan swasta untuk berani melapor jika THR tidak kunjung dibayar.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024