- PRB/VIVAnews
VIVAnews - Markas Besar Polri mengingatkan bahwa senapan serbu yang digunakan penyerang Markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, bukan milik TNI. Polri masih menelusuri perkembangan kasus penyerangan dini hari tadi yang menewaskan tiga polisi.
"Jangan sampai keliru, itu bukan pegangan TNI. Itu senjata yang digunakan untuk pertempuran," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi di gedung DPR, Jakarta, Rabu 22 September 2010.
Menurut Ito, pelaku bisa mendapatkan senjata serbu yang digunakan itu dari banyak sumber. Bisa juga senjata itu merupakan sisa-sisa di daerah konflik.
"Jadi bukan hanya militer saja. Itu bisa dari mana-mana. Bisa dari pasca-konflik dari penyelundupan," kata Ito. Ito mempertegas, jangan terburu-buru menyebut sumber senjata itu berasal dari militer atau TNI.
Saat ini, kata Ito, Polri belum dapat menyampaikan hasil penyelidikan awal kasus penyerangan yang menggunakan senjata jenis SS1, M16, pistol, dan AK47.
"Kami belum bisa menyampaikan karena itu masih dalam penelitian dan penyidikan," jelas mantan Kapolda Riau ini.
Tiga polisi yang tewas dalam penyerangan dini hari tadi yakni Bripka Riswandi, Aipda Deto Sutejo dan Aiptu B. Sinulingga.
Penyerangan ini terjadi tiga hari setelah Densus menyergap kawanan teroris perampok Bank CIMB Niaga di Hamparan Perak. Dalam penyergapan itu, satu pelaku tewas dan dua lainnya diringkus. (umi)