- R Rekotomo
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan telah banyak perubahan terjadi di Indonesia sejak reformasi bergulir pada 1998. SBY menilai sejumlah perubahan itu juga menimbulkan ekses negatif, termasuk di antaranya adalah otonomi daerah.
Hal ini diutarakan SBY dalam sambutannya di hadapan sesepuh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (kini TNI dan Polri) di peringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Purnawirawan ABRI di Jakarta, Selasa, 12 Oktober 2010.
"Kita lihat desentralisasi dan otonomi daerah yang mengurangi kebersamaan kita, kesatuan kita sebagai bangsa. Pemilu, termasuk pilkada yang dilaksanakan langsung juga menimbulkan ekses," kata SBY.
SBY kemudian mengatakan, sudah lebih dari 10 tahun Indonesia berjuang menghadapi dinamika dari transformasi dan perubahan yang ada. Menghadapi proses perubahan itu, diakui Presiden memang tidak mudah.
"Sering dalam perubahan skala besar terjadi disorientasi, resistensi. Sosiologi mengatakan tidak mudah semua menerima perubahan yang terjadi," ucap SBY.
"Tidak bisa dielakkan sering terjadi kemandekan bahkan, kemunduran. Sering terjadi perasaan tidak nyaman dan saling menyalahkan, terjadi dekonstruksi dan rekonstruksi yang menimbulkan kerawanan-kerawanan tertentu," lanjutnya.
SBY kemudian mengatakan perubahan dapat saja terjadi, namun itu tidak boleh mengubah empat pilar yang jadi konsensus bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
SBY pun meminta para purnawirawan untuk mempercayakan proses perubahan ini kepada pemerintahannya. "Insya Allah dengan langkah pasti dan kerja keras, semua bisa kita tata kembali untuk menuju masa depan yang dicita-citakan," tuturnya. (kd)
Comeback, Natasha Rizky Ungkap Alasan Kenapa Baru Mau Main Film Lagi
Natasha Rizky comeback ke dunia akting dengan membintangi film Keajaiban Air Mata Wanita (KAMAWA). Dalam film itu, Natasha beradu akting dengan sang sahabat, Citra Kirana
