Kemenlu: China Tak Pengaruhi RI Soal Nobel

Sabtu, 20 November 2010 - 16:31 WIB

Oleh :

Umi Kalsum,

Liu Xiaobo

Sumber :

AP Photo

VIVAnews - Pemerintah Indonesia masih belum dapat memastikan apakah akan mengirimkan wakilnya dalam upacara pemberian hadiah Nobel untuk aktivis China Liu Xiaobo di Norwegia. Yang pasti, saat nobel diserahkan pada 10 Desember 2010 nanti, Dubes RI di Norwegia Esti Andayani, sedang berada di Bali.

Menurut Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Michael Tene, bersamaan dengan upacara penyerahan nobel itu juga berlangsung Bali Demokrasi Forum, di mana beberapa duta besar berpartisipasi dalam acara tersebut. "Termasuk Duta Besar Indonesia untuk Norwegia,” kata Michael kepada VIVAnews Sabtu 20 November 2010.

Acara Bali Demokrasi Forum yang berlangsung 9-10 Desember itu merupakan agenda rutin yang diadakan sejak tiga tahun yang lalu.

Tene tidak mau berspekulasi saat ditanya apakah tidak hadirnya wakil Indonesia karena ada tekanan dari pemerintah China. “Jadi tidak ada hubungannya (dengan tekanan China), dan ketidakhadiran beberapa negara dalam acara penyerahan nobel,” tambahnya.

Meski begitu, Michael juga belum mengetahui apakah ketidakhadiran Duta Besar RI di Norwegia dapat digantikan oleh orang lain. “Saya tidak tahu apakah undangannya bisa ditransfer,” ucapnya.

Enam duta besar menolak menghadiri upacara pemberian hadiah Nobel itu. Komisi Nobel Norwegia mengatakan para duta besar yang tidak akan datang adalah dari China, Rusia, Kazakhstan, Kuba, Moroko dan Irak.

Sekretaris komisi Nobel Geir Lundestad mengatakan, mereka tidak memberi alasan mengapa tidak mau hadir. Lundestad mengatakan, Beijing meningkatkan upaya untuk mensabotase para tamu yang akan hadir dalam upacara itu. Sebelumnya, China memperingatkan akan ada "konsekuensi" bila ada negara yang menunjukkan dukungan kepada Liu Xiaobo dalam upacara penghargaan.

Liu Xiaobo adalah seorang aktivis pro-demokrasi yang tengah di penjara. Itulah sebabnya pemerintah China gusar begitu mendengar Nobel Perdamaian kali ini diberikan kepada tokoh yang mereka anggap sebagai pembangkang.

Pemerintah China menyebut Liu sebagai "penjahat". Aktivis berusia 54 tahun itu mendapat hukuman 11 tahun penjara tahun lalu karena "memicu subversi" setelah menyusun Pasal 08, yang menyerukan demokrasi multi partai dan penghargaan hak asasi di China.

Pemberian penghargaan sendiri diumumkan oleh Ketua Komite Nobel, Thorbjoern Jagland, Jumat 8 Oktober 2010. Dari Oslo, Norwegia, Jagland menyatakan bahwa Liu merupakan simbol bagi perjuangan menegakkan hak asasi manusia (HAM) di China.

Pemerintah China pun memperingatkan bahwa hubungan bilateral dengan Norwegia bisa terpengaruh. Namun, Menteri Luar Negeri Norwegia, Jonas Gahr Stoere, menyatakan bahwa Komite Nobel merupakan lembaga yang independen dari pemerintah sehingga negaranya tidak perlu mendapat reaksi yang bermusuhan dari China. Tahun lalu, Nobel Perdamaian diberikan kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.