Besok, Investigasi Dugaan Suap MK Dilaporkan

Mahkamah Konstitusi Tolak Gugatan Mega dan JK
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Tim investigasi dugaan suap di Mahkamah Konstitusi (MK) siap melaporkan hasil temuannya kepada Ketua MK, Mahfud MD, besok, Rabu 8 Desember 2010.

"Malam ini akan ada lagi pertemuan dengan tim. Kami sudah selesai dengan sebagian besar saksi yang kami periksa. Besok kami laporkan hasilnya," kata anggota tim investigasi, Bambang Widjajanto saat ditemui di sela Konser Gerakan Antikorupsi di Margocity, Depok, Jawa Barat, Selasa 7 Desember 2010.

Namun, Bambang menolak memberikan informasi apakah hasil investigasi yang dilakukan tim menemukan bukti ada indikasi suap di MK. Bambang mengatakan tim menyerahkan kepada Ketua MK Mahfud MD untuk mempublikasikan hasil investigasi yang dilakukan tim.

"Saya akan kemukakan itu besok, mudah-mudahan ada penjelasan yang lebih rinci. Ini kan yang meminta ketua MK, biar dia saja yang publikasikan," ujar Bambang.

Sebelumnya, isu suap di MK mengemuka pertama kali dari tulisan opini praktisi Hukum Tata Negara Refly Harun dalam media massa yang berjudul "MK Masih Bersih?"

Dalam tulisan edisi 25 Oktober 2010, Refly menyebutkan bahwa pernah mendengar langsung di Papua ada orang yang mengatakan telah menyediakan uang bermiliar-miliar rupiah untuk berperkara di MK, termasuk menyuap hakim MK dalam menangani pemilukada.

Selain itu, dia mengaku pernah mendengar langsung dari seseorang yang pernah diminta oleh hakim MK untuk mentransfer uang Rp1 miliar sebelum putusan MK. Tapi orang itu tidak punya uang sampai waktu yang ditentukan.

Ketua MK, Mahfud MD, langsung bertindak. Ia lalu meminta Refly untuk melakukan investigasi atas apa yang telah diungkapkannya. Refly kemudian menjadi ketua tim investigasi, dengan anggota tim, Bambang Widjajanto, Adnan Buyung Nasution, Bambang Harymurti, dan Saldi Isra. (art)

Prabowo Berkelakar Singgung Senyuman Berat, Anies: Kan Beliau yang Alami, Kita Biasa Aja
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pekerjaan rumah bidang kesehatan di Indonesia diantaranya penanganan stunting. Menurut dia, angka stunting memang saat ini sudah

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024