Panglima: Soal Malaysia, Kita Sudah Tegas

Kapal Tanker di Selat Malaka
Sumber :
  • VIVAnews/Yuliseperi

VIVAnews --Ketegangan terjadi di Selat Malaka, Kamis 7 April 2011. Saat itu kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap dua kapal ikan Malaysia yang dianggap melanggar batas dan mencuri ikan. Namun, tiga helikopter Malaysia lantas menghadang. Dilaporkan sempat terjadi aksi saling todong senjata.

Menanggapi insiden itu, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, masalah perbatasan laut RI-Malaysia memang sulit ditentukan. Pengadilan jadi jalan keluar.

"Tentunya saya paham di laut, garis batasnya tidak ada patoknya, bisa saja helikopter Malaysia menganggap itu masih di kawasan mereka. Sementara menurut kita sudah di wilayah kita, nah mari kita selesaikan di pengadilan," ungkapnya saat menghadiri Bakti Sosial Seroja di Bekasi Utara, Jawa Barat, Kamis, 14 Maret 2011.

Panglima TNI juga membantah bahwa TNI tidak tegas terhadap Malaysia. Agus menjelaskan untuk penegakan hukum laut banyak instansi yang terlibat. Oleh karena itu Bakorkamla telah ditunjuk sebagai koordinator keamanan laut.

"Kebetulan kemarin yang ketemu KKP. Saya rasa KKP sudah tegas. KKP itu kan pemerintah, jangan dianggap pihak sendiri. Mereka sudah tegas menarik kapal itu ke pangkalan TNI AL di Belawan. Itu sudah bagus," tambah dia.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi KKP, Yulistyo Mudho mengatakan, ketiga helikopter Malaysia melakukan provokasi dan manuver berbahaya dengan menghadang Kapal HIU 001, meminta dua kapal yang ditangkap dibebaskan.

"Diduga  mereka (tiga helikopter) telah memasuki perairan landas kontinen Indonesia  sejauh 8 Nautical Mile (NM) dan sebentar lagi  memasuki wilayah perairan teritorial kita," kata Yulistyo dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Senin 11 April 2011.

Namun, keterangan pihak KKP jauh berbeda dengan keterangan pihak Malaysia. Seperti dimuat situs New Kerala, Senin 11 Maret 2011, aparat negeri jiran mengatakan, justru kapal patroli Indonesia yang melanggar hukum internasional. Pihak Malaysia mengklaim, dua kapal nelayan ditangkap di wilayah Hutan Melintang, Perak, Selat Malaka -- atau 45 kilometer dari batas maritim. Mereka punya bukti video.

"Aparat Indonesia dari kapal mengarahkan tembakan ke arah helikopter kami. Kementerian Pertahanan tidak melakukan tindakan lebih lanjut pada kapal Indonesia untuk menghindari insiden," demikian keterangan resmi Kementerian Pertahanan.

Menanggapi aksi saling tangkap, Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman mengatakan, perselisihan tapal batas Indonesia-Malaysia mungkin harus diselesaikan melalui pihak ketiga atau dengan cara arbitrase internasional. Sebab, perundingan dua negara selama ini menemui jalan buntu. (SJ)

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat
Forum bisnis Women in Industry 4.0

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Peran perempuan dalam industri 4.0 jadi bagian dari Business Forum bertema ‘Forging Smart and Sustainable Industry’ dalam gelaran Hannover Messe 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024