Anak Yatim Jadi Tamu Pentas Perdana La Galigo

Naskah epos La Galigo
Sumber :
  • Wikipedia

VIVAnews -- Setelah malang melintang dipentaskan di luar negeri, 'I La Galigo' pulang ke Makassar. Melalui pementasan teater. Sureq I La Galigo adalah karya agung dari peradaban Bugis, sebuah epos terpanjang di dunia, melebihi Ramayana dan Mahabharata.

Di Makassar La Galigo akan dipentaskan selama tiga hari. Respon warga sungguh luar biasa. "Respon masyarakat luar biasa. Ukurannya adalah dari tiket pementasan yang bisa dibilang sangat laris," kata panitia lokal, Rusmayani Majid saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 19 April 2011.

Rusmayani, menyebutkan, tiket yang disediakan untuk pementasan hari ketiga ini sebanyak 1000 lembar. "Hingga pagi ini tersisa 75 lembar lagi. Itupun harga Rp150 ribu dan Rp250 ribu. Tiket Rp 75ribu dan Rp200 ribu sudah habis. 750 lembar di antaranya habis di Jakarta," tambah Rusmayani, yang juga Kepala Dinas Pariwisata Makassar ini.

Ia menjelaskan, pementasan I La Galigo berlabuh di Makassar akan berlangsung selama tiga hari, yakni dari 22 hingga 24 April 2011. Panitia menjual tiket khusus untuk hari ketiga. Sedangkan hari pertama, khusus untuk 200 anak yatim di Makassar, mahasiswa dan wartawan yang ingin mendokumentasikan pementasan tersebut.

Kemudian hari kedua adalah tamu-tamu VIP, diantaranya dari duta besar negara sahabat, menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta pejabat lainnya.

Sementara itu, produser pementasan, Restu Imansari Kusumaningrum mengatakan, persiapan pementasan sudah rampung sekitar 90 persen. Pementasan yang akan berlangsung di Benteng Fort Rotterdam tersebut berbeda dengan pementasan-pementasan sebelumnya.

Pementasan ini bahkan disebut sebagai pementasan pertama yang dilakukan secara outdoor, khusus untuk teater dan musik I La Galigo.

"Outdoor pertama dilakukan di Lion, Prancis. Kedua di Makassar, Indonesia. Selebihnya, pementasannya dilakukan di indoor," terang Restu.

Pementasan kali ini juga cukup istimewa bagi Sulsel. Alasannya, kata Restu, pementasan ini melibatkan 80 persen seniman musik dan tari asal Sulawesi Selatan. Mereka umumnya orang yang berbeda dengan pemain yang pernah pentas di sejumlah negara di dunia. Selain pemain, pementasan ini juga banyak menggunakan produk atau alat dari Sulawesi Selatan. Yang membedakan juga adalah durasi pementasan akan lebih pendek, yakni hanya sekitar 2,5 jam.

La Galigo pentas perdana di Singapura pada tahun 2003, La Galigo keliling dunia, dipentaskan di kota-kota besar dunia: Amsterdam, Barcelona, Madrid, Lyon, Ravenna, New York, Melbourne, Milan, dan Taipei sepanjang tahun 2003-2008.

Pada 2005, La Galigo sempat 'pulang' dengan pementasan di Teater Tanah Airku di Jakarta. Namun, belum pernah sekalipun ia menginjakkan kaki di Sulawesi Selatan -- tanah kelahirannya.

La Galigo adalah hikayat kepahlawanan: menceritakan seorang pahlawan bernama, Sawerigading, putra penguasa dunia tengah. Sementara, I La Galigo merupakan salah seorang putra Sawerigading yang mewarisi kesaktian dan jiwa pengembara sang ayah.

La Galigo berbentuk puisi yang ditulis dalam bahasa Bugis kuno. Mungkin karena itulah, hanya sedikit orang yang bisa memahaminya. Atas jasa seorang pembaca lontarak (aksara Bugis), Muhammad Salim, naskah itu diterjemahkan sebagian ke Bahasa Indonesia, lalu Bahasa Inggris.

Tanpa kerja kerasnya Muhammad Salim, Galigo tak lebih dari sekedar manuskrip tua tak dikenal yang berujung pada kepunahan. Sayang, ia tak sempat menuntaskan mimpinya, menerjemahkah keseluruhan La Galigo, baru dua dari 12 naskah yang sempat ia sulih. Sang penyelamat budaya itu telah berpulang ke Rahmatullah, Minggu, 27 Maret 2011. (eh)

Laporan: Rahmat Zeena|Makassar

Positif Narkoba, Istri Bintang Emon: Gak Nyangka Dijebak Suami Sendiri
Suzuki Access

Suzuki Siap Jual Motor Listrik Murah dengan Desain Retro, Intip Bocorannya

Besar kemungkinan motor dari pabrikan asal Jepang tersebut akan memakai nama Suzuki e-Access, yang memiliki desain retro dan sudah dipasarkan versi bensinnya di India. ..

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024