Indonesia Negara Berbahaya Bagi Jurnalis

Tabur Bunga Solidaritas Jurnalis
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews -- Indonesia termasuk salah satu dari lima negara yang dinyatakan berbahaya bagi jurnalis. Banyak kasus kekerasan terhadap jurnalis yang tidak diproses secara hukum.

Demikian disampaikan oleh Penasehat Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang juga Direktur dan Redaktur Senior harian The Jakarta Post, Sabam Siagian, dalam acara diskusi Solidaritas Pers Indonesia Untuk Kekerasan Terhadap Wartawan di Timur Tengah, di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Selasa, 10 Mei 2011.

"Di tahun 2010 ada empat kasus pembunuhan terhadap jurnalis di Indonesia yang menyebabkan Indonesia masuk dalam list Committee to Protect Journalist (CPJ) sebagai salah satu dari lima negara 'berbahaya bagi jurnalis di tahun 2010," kata Sabam.

Empat jurnalis yang tewas tersebut antara lain kepala biro Kompas wilayah Kalimantan, Muhammad Syaifullah pada 26 Juli; reporter Merauke TV, Ardiansyah Matra'is, 30 Juli; Ridwan Salamun, Sun TV, 21 Agustus; dan Pemimpin Redaksi Mingguan Pelangi, Maluku, Alfrets Mirulewan, 16 Desember 2010.

Sabam juga mengutip catatan kekerasan terhadap wartawan yang dilansir oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI).

"Ada 42 kasus kekerasan terhadap jurnalis sejak Mei 2010-Mei 2011. Sebagian besar kasus itu tak diusut secara hukum, atau proses berhenti di tengah jalan tanpa sebab yang jelas seperti kasus penusukan reporter VIVAnews.com di Jayapura, Banjir Ambarita," kata dia.

Sabam menyayangkan sedikitnya pelaku kekerasan terhadap wartawan yang diseret ke pengadilan. Dia mencatat hanya kasus penganiayaan wartawan Solo Pos oleh Komandan Kodim Karanganyar saja yang diproses hukum. Kondisi memprihatinkan ini tentu mengantar Indonesia menjadi negara yang cukup mengkhawatirkan bagi jurnalis untuk menjalankan tugasnya.

"World Press Freesom Index yang dikeluarkan Reporters without Borders 2010 menempatkan Indonesia pada rangking 117, sebuah posisi yang masuk kategori 'merah' atau difficult situation. Posisi ini turun dibandingkan posisi 100 pada 2009 dan 111 pada 2008," terangnya.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar Usai Pemilu 2024

Prabowo Bertemu Cak Imin, PAN: Jangan Langsung Artikan PKB Sudah Pasti Gabung

Setelah penetapan KPU, Prabowo selaku Presiden terpiih mendatangi markas PKB untuk menemui Cak Imin. Elite pendukung Prabowo pun ikut merespons.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024