Rhenald Kasali Pernah Diperas di Bali

Pantai Kuta
Sumber :
  • doc Corbis

VIVAnews - Pakar manajemen dan pemasaran, Profesor Rhenald Kasali ternyata memiliki pengalaman pahit ketika berkunjung ke Bali. Ia mengaku pernah diperas oleh pemandu wisata di Pura Besakih.

Film Badarawuhi di Desa Penari Bakal Tayang di 28 Negara Bagian AS

Meski kejadian itu terjadi delapan tahun silam, namun peristiwa itu masih membekas hingga kini. Apalagi, ujar Kasali, perekonomian Bali bergantung sepenuhnya pada sektor pariwisata.

Dosen fakultas ekonomi UI ini menuturkan, saat mengunjungi Besakih kala itu, seorang yang mengaku pemandu wisata menemaninya berkeliling. Kendati menolak untuk ditemani, namun si pemandu yang tidak disebutkan namanya itu tetap saja mengikuti dan mengajak Kasali berbicara.

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Pada akhir perjalanan, si pemandu tiba-tiba meminta tarif karena telah menemaninya berkeliling. "Dia bilang kepada saya kalau sama turis dia dibayar US$200, terserah Bapak mau bayar berapa," ujar Kasali saat menggelar jumpa wartawan, di Denpasar, Sabtu, 28 Mei 2011. 

Menolak membayar, si pemandu wisata mendesak dengan mengatakan, "Saya orang Bali, Bapak gak ngeliat pakaian saya," tutur Kasali. Akhirnya setelah adu omong, Kasali membayar. Tidak disebutkan berapa yang dia bayar kala itu.

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan

Kasali mengatakan pemerasan  dapat mencoreng citra Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia. Dengan kecanggihan teknologi, ujarnya, peristiwa itu dapat menyebar dengan luas dan cepat di seluruh dunia. 

"Sekarang itu kecenderungannya monopoli. Kalau begitu terus, mau jadi apa kita ini. Kita harus berpikir pada pelayanan, bukan transaksional," ujar Kasali.

Ke depan, katanya, jika tidak ada pembenahan terkait hal itu maka dipastikan Bali tak akan dilirik masyarakat internasional sebagai daerah tujuan pariwisata. 

"Tentu ini menjadi bumerang bagi pariwisata Bali sendiri. Maka dari itu, sebagai sumber ekonomi, harus ada penataan pariwisata Bali. Masyarakat harus bersihkan predator semacam itu," tegasnya. Laporan: Bobby Andalan | Bali (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya