- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku kasus pemalsuan surat MK yang melibatkan Andi Nurpati muncul karena adanya pertanyaan para politisi dan media.
"Pengungkapan kasus ini ke publik sama sekali tidak direncanakan MK. Jadi, mungkin kurang tepat kalau saya dibilang whistle blower karena saya tidak pernah bermaksud mengungkap kasus ini," tuturnya dalam Rapat Panja Mafia Pemilu di DPR, Jakarta, Selasa 21 Juni 2011.
Menurut Mahfud, kasus tersebut sudah dilaporkan MK secara diam-diam kepada Polri pada tanggal 12 Februari 2010 dan MK tidak pernah mengumumkan kepada publik. "Kasus ini pun mencuat ke publik karena ada pertanyaan dari teman-teman politisi dan pers," ujarnya.
Selanjutnya, dia menambahkan, pertanyaan itu ditanyakan langsung kepada dirinya oleh presenter Jelda Safitri, presenter Metro TV pada 22 Mei 2011. "Pertanyaannya begini, mengapa dalam kasus hukum Anda melaporkan kepada presiden bukan ke penegak hukum, seperti Polri, KPK, dan Kejaksaan Agung. Jadi, dari seorang politisi ditanyakan kepada saya melalui presenter," ujar Mahfud.
Atas pertanyaan, Mahfud menjawab, yang dilaporkan kepada presiden itu bukan masalah hukum tapi masalah etika yaitu orang memberi uang tetapi pemberinya tidak menyebutkan untuk apa dan untuk perkara apa, sehingga MK tidak bisa menduga-duga sebagai suap. Sedangkan yang masalah hukum dilaporkan langsung ke Polri, tapi tidak ditindaklanjuti sampai sekarang. "Titik, sampai di situ jawabannya," tuturnya.
Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat dengan DPR, Mahfud melontarkan adanya kasus pemalsuan surat MK. Sekretaris Jenderal MK bahkan sudah melaporkan Andi Nurpati--yang pada tahun 2009 itu masih menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum-- ke polisi atas dugaan pemalsuan. (eh)
Jurnalis AS Puji Gol Indah Witan Sulaeman ke Gawang Yordania: Proses Gol Cuma 15 Detik
Timnas Indonesia U-23 menorehkan prestasi gemilang di Piala Asia U-23 Qatar dan lolos ke babak perempat final. Witan Sulaeman cs mengalahkan Yordaniadengan skor akhir 4-1
