TKW Indonesia di Saudi Tuntut Naik Gaji

Perempuan di Arab Saudi saat mengunjungi pameran buku di Riyadh
Sumber :
  • AP Photo / Hassan Ammar

VIVAnews - Belum lagi resmi diberlakukan, keputusan pemerintah Arab Saudi menghentikan impor tenaga kerja domestik dari Indonesia dan Filipina sudah berdampak luas di masyarakat negeri itu.

Banyak keluarga Arab kini mengeluh pusing, karena pembantu mereka tiba-tiba menuntut gaji dinaikkan. Para majikan melaporkan, pembantu rumah tangga mereka mengancam akan angkat kaki jika tuntutan mereka tak dipenuhi. Padahal, menjelang Ramadhan, rumah tangga di Saudi lagi sibuk-sibuknya.

"Saya sedang mencari pembantu baru, mereka yang sudah ada di Jeddah. Bayangkan, pembantu saya tiba-tiba minta gaji SR2.000, padahal sekarang saya menggaji mereka SR700," kata Ummu Ahmed, seperti dimuat Arab News. Ia mengaku yakin, tuntutan itu dilatarbelakangi tingginya permintaan untuk pembantu dari Indonesia. Apalagi sebentar lagi perekrutan mereka dihentikan.

Keluhan juga disampaikan seorang guru SMA di Arab. "Pembantuku mengancam pergi jika aku tidak menaikkan gajinya menjadi SR1.800, padahal tiga bulan lalu saya baru menaikkan gajinya dari SR800 ke SR1300," kata Hanan Al-Shareef. "Ia bilang, padaku, akan mudah baginya mendapatkan pekerjaan lain, karena banyak keluarga yang butuh pembantu ekstra saat Ramadhan."

Dalam hukum Arab Saudi, adalah ilegal bagi pekerja rumah tangga pindah kerja tanpa persetujuan majikan--dalam bentuk sertifikat pernyataan 'tak berkeberatan'. Namun, karena tingginya ongkos rekrutmen, melalui perantara dengan biaya ribuan real, banyak keluarga nekat mencari pembantu di pasar gelap.

Menyusul dihentikannya perekrutan pembantu dari Indonesia dan Filipina, Saudi mencari alternatif tenaga kerja dari Ethiopia, Kenya, atau negara lainnya. Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, Hattab Al-Anzi mengatakan, pihaknya akan membuka pintu lebih lebar bagi tenaga dari negara lain. "Namun, saya pribadi ragu apakah tenaga kerja dari satu atau dua negara itu akan dapat menutupi celah di pasar tenaga kerja rumah tangga yang dikuasai oleh Indonesia selama beberapa waktu," kata dia.

Pekerja domestik di Arab mayoritas direkrut dari Indonesia dan Filipina, juga Sri Lanka. Mesir tak mengizinkan warga negaranya menjadi pembantu di Saudi. Sementara itu, pembantu Pakistan atau India sangat jarang ditemui.

Puji MK Persilakan Pemohon Serahkan Kesimpulan Sengketa Pilpres, Refly: Luar Biasa

Langkah Arab Saudi m menghentikan pemberian izin kerja untuk tenaga kerja sektor domestik dari RI dan Filipina adalah pembalasan. Sebelumnya, tragedi pemancungan Ruyati membuat pemerintah Indonesia memutuskan menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi, sampai ada nota kesepakatan baru.

Arab Saudi juga berkonflik dengan Filipina. Seperti dimuat The National, Filipina Mei lalu menolak permintaan Arab Saudi yang berniat memotong gaji minimum bulanan para pekerjanya, dari US$400 ke US$200. Sebaliknya tuntutan untuk asuransi pekerja dan informasi latar belakang majikan yang diminta, ditolak Saudi. Filipina lantas mengumumkan moratorium, sampai ada kesepakatan baru.

Detik-detik Serangan Israel ke Iran (Doc: Fox News)

Bursa Saham Asia Kompak Anjlok Imbas Ekskalasi Konflik Iran-Israel, BEI Buka Suara

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku regulator bursa saham di Tanah Air mengakui bahwa eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah membuat bursa saham melemah hari ini.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024