50% Warga Papua Barat Tak Memilih di Pilkada

Massa bakar hasil suara Pilkada Tana Toraja 2010
Sumber :
  • Antara/ Muzakkir

VIVAnews - Ratusan ribu warga Papua Barat diperkirakan tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Selain, karena bingung akibat minimnya sosialisasi Komisi Pemilihan Umum, calon pemilih juga khawatir menuju tempat pemungutan suara akibat teror dari sekelompok massa yang diduga simpatisan tiga calon Gubernur yang memboikot pemilihan.

Bukan hanya warga yang ketakutan mendatangi TPS, sejumlah petugas TPS juga tidak berani membuka logistik Pemilukada, karena saksi dari tiga kandidat tidak hadir. Di Manokwari, Ibukota Provinsi Papua Barat, pelaksanaan Pemungutan suara tidak maksimal. Sejak Selasa 19 Juli 2011 malam, empat distrik masing-masing Sururey, Anggi Gida, Tanah Rubuh dan Minyambou mengembalikan logistik Pemilukada ke KPU Manokwari. Mereka beralasan tidak ada jaminan keamanan dari KPU, sehingga tidak mau ambil risiko.

Kelurahan Sanggeng Kota Manokwari, tempat kediaman resmi salah satu kandidat Gubernur Papua Barat, Abraham Ataruri (incumbent) sama sekali tidak melakukan pencoblosan. Akibatnya  kotak suara dalam keadaan terkunci. Juga, kantor Lurah Sanggeng tempat penyimpanan logistik Pemilukada juga dalam kondisi terkunci, Kepala Lurahnya juga tidak ada di tempat. Akibatnya, 7669 pemilih  yang tersebar di 25 TPS di Kelurahan Sanggeng, termasuk  kandidat Gubernur Abraham Ataruri tidak mencoblos.

Anggota Badan Pengawas Pemilu, Wahidin Suaib, yang langsung memantau proses Pemilukada, di Kota Manokwari mengatakan, warga Papua Barat yang menggunakan hak pilihnya hanya 50 persen. '''Dari Pantauan kami, Pemilukada Papua Barat, dengan Daftar Pemilih Tetap 515.535 pemilih tersebar di 10 kabupaten, kemungkinan yang berpartisipasi hanya 50 persen,'' ucapnya.

Meski demikian, Bawaslu belum membuat lapiran berita acara, karena masih akan menunggu laporan dari Panwaslu kabupaten/kota dan Provinsi Papua Barat. ''Kami belum bisa membuat kesimpulan tentang Pemilukada Papua Barat kali ini, sebab masih menunggu laporan dari daerah-daerah,'' katanya.

Menurut dia, rendahnya partisipasi warga untuk menggunakan hak politiknya, memilih Gubernur dan wakilnya, akibat minimnya sosialisasi KPU tentang Pemilukada Papua Barat. ''Kami lihat sendiri, banyak warga yang kebingungan, dan baru mengetahui pemungutan suara Pilgub hari ini,'' ucapnya.

Selain itu, pendistribusian logistik Pemilukada juga lamban. Ditambah lagi ancaman dari tiga pendukung kandidat gubernur juga sangat dominan mempengaruhi keinginan warga menggunakan hak politiknya. ''Mestinya sikap tiga kandidat yang melakukan pengancaman dan teror, agar warga tidak menggunakan hak pilihnya,  bisa diproses karena pidana,'' katanya.

Sementara anggota KPU Papua Barat, Pilef Wamafma, mengklaim, pelaksanaan Pemungutan suara Pilgub yang berlangsung hari ini, berjalan dengan aman, tertib dan lancar. ''Sekalipun ada ancaman dan teror, tapi warga tetap mendatangi TPS dan menggunakan haknya."

Mengenai tingkat partisipasi warga Papua Barat yang sangat rendah, bahkan Bawaslu RI menyatakan tidak kurang dari 50 persen, Pilef enggan mengomentarinya hanya mengatakan, saat ini masih dilakukan penghitungan. ''Ini kan masih proses perhitungan, jika sudah selesai baru ada kesimpulan tingkat partisipasi warga,'' katanya. (eh)

Kubu 03 Bantah Pemilu Ulang Hambat Pelantikan Presiden Terpilih: Alasan Mengada-ada

Laporan Banjir Ambarita

Fashion Photoshoot Project Volume 5

Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5

Event yang diselenggarakan oleh Fashion Crafty Jakarta menampilkan pertemuan yang menginspirasi antara desainer mode, fotografer, makeup artist, dan fashion stylist.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024