Serangan OPM di Papua, Polisi Periksa 7 Saksi

anggota OPM Weris Tenggelen
Sumber :
  • VIVAnews/ Banjr Ambarita

VIVAnews – Polisi telah memeriksa 7 orang saksi terkait penembakan dan penyerangan yang diduga dilakukan oleh anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua.

“Saksi dari warga sekitar yang melihat kemungkinan yang berkembang,” kata Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Selasa 2 Agustus 2011.

Anton menambahkan, hingga saat ini polisi belum mengetahui siapa pelaku penyerangan tersebut. “Yang jelas ada bendera bintang kejora,” kata dia.

Sebelumnya, telah terjadi beberapa kali penyerangan terhadap polisi maupun warga sipil yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tak dikenal.

Pada insiden pertama, terjadi baku tembak antara Pasukan Brimob dengan OPM di Pinai. Insiden itu terjadi pada Jumat, 29 Juli 2011, sekitar pukul 08.00 WIT. Tak lama setelah terjadi baku tembak, anggota OPM melarikan diri ke arah timur.

Insiden kedua berupa aksi penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata tak dikenal di Kampung Nafri, Abepura, Jayapura, Papua, Senin 1 Juli 2011, pukul 03.00 WIT. Dalam insiden itu, 4 orang meninggal dunia, 2 orang luka berat, dan 2 orang luka ringan.

Insiden ketiga terjadi hari ini di Mulia Puncak Jaya. Kelompok bersenjata yang diduga OPM menembaki pos TNI dan pos Kotis Brimob. Mereka menembaki kedua pos itu dari jauh, dari atas gunung. Akibatnya, seorang prajurit TNI terserempet peluru. Setelah melakukan penembakan, kelompok bersenjata itu kembali masuk hutan.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Alex Korwa menyatakan, saat ini aparat keamanan di Puncak Jaya dalam status siaga penuh. “Kami dalam posisi siaga, mengantispasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan,” ujarnya. (umi)

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024